Tuesday, March 13, 2018

Kecanduan Interaksi atau Kecanduan Gadget

Sebenarnya Orang Kecanduan Interaksi, Bukan Ponsel
Ilustrasi pengguna ponsel [boto: pexels.com]

DagangAdil.com – Meski banyak orang kelihatan seperti kecanduan ponsel, penelitian menemukan sebenarnya tidak demikian. Bukan karena cinta mati pada sebuah perangkat, mereka tak bisa lepas dari ponsel pintar karena haus akan interaksi sosial.

Fakta ini terungkap lewat sebuah studi tentang penggunaan teknologi cerdas yang disfungsional, yang dipublikasikan di Frontiers in Psychology.

Sebenarnya Orang Kecanduan Interaksi, Bukan Ponsel
Ilustrasi pengguna ponsel [sumber: pexels.com]


Penelitian yang dilakukan oleh periset Samuel Veissiere dan Moriah Stende dari Department of Psychiatry, McGill University ini menemukan bahwa kecanduan ponsel pintar bisa jadi bersifat hiper-sosial, bukan anti-sosial.

"Orang-orang cenderung panik ketika membicarakan topik ini. Kami berusaha menawarkan kabar baik dan menunjukkan bahwa sebenarnya keinginan kita akan interaksi sosial lah yang membuat kita ketagihan," ujar Veissiere dalam sebuah siaran pers.

Akan tetapi menurut para peneliti, Anda tak perlu khawatir. Pasalnya cukup banyak solusi sederhana untuk mengatasi hal ini.

Seperti halnya kebanyakan orang, Anda pasti mengenal orang-orang yang tampaknya tidak bisa menjauh dari ponsel mereka selama lebih dari beberapa menit. Mereka terus-menerus berkirim pesan mengecek notifikasi, dan memeriksa perkembangan teman di media sosial.

Bagi banyak orang ciri-ciri seperti itu kerap kali dianggap sebagai perilaku antisosial yang disebabkan oleh kecanduan ponsel. Akan tetapi menurut Veissiere, keinginan untuk mengamati dan memantau orang lain–sekaligus ingin diamati dan dipantau–punya sejarah panjang.

Manusia berevolusi sedemikian rupa menjadi spesies sosial yang unik dan membutuhkan masukan konstan dari orang lain untuk mencari arahan tentang perilaku budaya yang sesuai.

Periset meninjau literatur terkini tentang disfungsi penggunaan teknologi cerdas melalui kacamata evolusioner. Kesimpulannya, fungsi ponsel pintar yang paling adiktif semuanya memiliki tema serupa, mereka memanfaatkan keinginan manusia untuk berhubungan dengan orang lain.

Mereka menyoroti bahwa keingintahuan kita akan kehidupan orang lain dan kebutuhan akan persetujuan selalu ada. Bedanya hanya sekarang menggunakan media digital.

Penulis menyatakan bahwa, "Tidak ada yang abnormal dari mencari self-worth melalui sudut pandang orang lain. Oleh karena itu, kami mengusulkan untuk berpikir bahwa dorongan ini pada dasarnya normal, dan berdasar pada mekanisme inti kognisi sosial yang unik bagi spesies kita."

Menurut penelitian, membandingkan dan belajar dari orang lain diperlukan karena hal itu memberi kita makna, motivasi, tujuan, dan identitas.

Peneliti juga menyinggung tentang bagaimana kritik media sosial sering mendiskusikan efek psikologis dari sorotan utama, sebuah istilah yang mengacu pada bagaimana pengguna media sosial hanya menampilkan aspek besar kehidupan mereka–yang indah, baik, positif, dan terkadang melebih-lebihkan atau memalsukannya.

"Teknologi ponsel pintar bukanlah akar penyebab masalah modern," kata studi tersebut.

Namun demikian, Veissiere setuju bahwa sistem penghargaan otak dapat berjalan dengan otomatis karena kecepatan dan skala hiper-konektivitas saat ini. Penggunaan ponsel pintar yang berlebihan dapat merugikan kesehatan mental, yang menyebabkan kecanduan dan perbandingan yang tidak sehat yang merugikan citra diri, bukan memperbaikinya, katanya.

Begini cara mengatasinya, seperti dilansir Psych Central.
Pertama, sadarilah bahwa ketagihan yang Anda alami bersifat normal. Karena pada dasarnya manusia ingin saling terhubung.

Hal kedua yang perlu dilakukan adalah menonaktifkan notifikasi pada ponsel. Jadi Anda tak tergerak untuk mencari tahu lebih lanjut ada perkembangan baru apa di akun media sosial Anda.

Ketiga, atur waktu yang tepat untuk memeriksa ponsel. Sepakati dengan teman, keluarga, juga rekan kerja.

Sebenarnya Orang Kecanduan Interaksi, Bukan Ponsel
Ilustrasi pengguna ponsel [sumber: pexels.com]


Ini bisa bermanfaat untuk mendapatkan kembali kendali atas kecanduan ponsel.

Penelitian menunjukkan bahwa kebijakan tempat kerja yang melarang surel pada malam hari dan akhir pekan juga penting. Menurutnya, orang tua dan guru perlu disadarkan betapa pentingnya hal ini.

"Daripada mulai mengatur perusahaan teknologi atau penggunaan perangkat teknologi, kita perlu mulai berdiskusi tentang cara yang tepat untuk menggunakan ponsel pintar," pungkas Veissiere.

Sumber

No comments:
Write comments

Artikel Menarik Lainnya

loading...