Kemarin-kemarin kita dihebohkan dengan berita anak smp yang ingin sekali menikah, mereka mendaftar ke KUA untuk menikah namun ditolak karena tak cukup umur, kasus ini menyita banyak perhatian banyak orang dan menjadi perbincangan yang viral di internet, ditambah alasan mereka ingin nikah karena alasan si perempuannya tak ada teman tidur, sungguh kalo menurut ane ini konyol sekali.
Bicara tentang pernikahan tentu ini bukan bicara tentang hal yang main-main dan harus disikapi dengan serius, karena menikah itu bukanlah permainan namun menikah itu adalah membangun hubungan jangka panjang dan sepanjang hidup baik suka maupun duka.
Credit : tribunnews.com
Seringkali seseorang menikahi kekasihnya karena cinta, namun apakah faktor cinta semata lantas menjadi modal yang kuat untuk melanjutkan hubungan ke hubungan pernikahan? Jawabannya kurang tepat Gan Sis. Meskipun tak dapat di pungkiri bahwa cinta merupakan faktor penting dalam berhubungan, namun masalah rumah tangga bukan selalu masalah tentang cinta, namun juga faktor-faktor lainnya juga perlu di perhatikan.
Untuk itulah dalam urusan pernikahan perlu pertimbangan yang matang dan bukan hanya asal nekat semata. Saat di hati terbesit ingin sekali menikah, maka pertimbangkanlah hal-hal berikut gan sis, lalu hal-hal apa saja yang perlu di pertimbangkan saat kita akan memutuskan untuk menikah? Berikut paparannya
1. Faktor Alasan
Ingin sekali menikah? Cobalah pikirkan kembali dengan bijak. Untuk membangun rumah tangga yang baik tentu harus mempersiapkan sesuatu yang baik sebelumnya. Jika dalam hati kita terbesit ingin sekali menikah, maka coba gali dan renungkan apa alasan yang mendasari ingin sekali menikah. Jika alasannya karena tak ada teman tidur, tak ada penyemangat hidup dan alasan-alasan yang tidak kuat lainnya lebih baik jangan dulu berharap segera menikah, alasan-alasan demikian bisa menimbulkan rasa kekecewaan nantinya saat apa yang menjadi ekpektasi tak sesuai dengan realita.
Menikah itu bukan hanya sekedar menikmati yang enak-enak saja seperti ada yang bangunin atau yang masakin, namun juga harus siap dengan konsekuensi dan resiko dari rumah tangga itu sendiri. Jika memang ingin menikah, maka milikilah alasan kuat untuk mewujudkannya, karena pernikahan itu bukan untuk main-main.
Credit : verticalplatform.kr
Ingin sekali menikah? Cobalah pikirkan kembali dengan bijak. Untuk membangun rumah tangga yang baik tentu harus mempersiapkan sesuatu yang baik sebelumnya. Jika dalam hati kita terbesit ingin sekali menikah, maka coba gali dan renungkan apa alasan yang mendasari ingin sekali menikah. Jika alasannya karena tak ada teman tidur, tak ada penyemangat hidup dan alasan-alasan yang tidak kuat lainnya lebih baik jangan dulu berharap segera menikah, alasan-alasan demikian bisa menimbulkan rasa kekecewaan nantinya saat apa yang menjadi ekpektasi tak sesuai dengan realita.
Menikah itu bukan hanya sekedar menikmati yang enak-enak saja seperti ada yang bangunin atau yang masakin, namun juga harus siap dengan konsekuensi dan resiko dari rumah tangga itu sendiri. Jika memang ingin menikah, maka milikilah alasan kuat untuk mewujudkannya, karena pernikahan itu bukan untuk main-main.
2. Faktor calon pasangan hidup
Untuk menciptakan rumah tangga yang awet dan langgeng tentunya perlu perencanaan yang tepat, termasuk dalam memilih pasangan hidup yang tepat dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Cinta itu memang buta, maka imbangilah dengan akal rasional kita. Jangan hanya karena cinta lalu menikahi seseorang, tetapi lihatlah dan pertimbangkan dengan matang calon pasangan hidup yang kita inginkan. Tentunya jangan memasang target calon terlalu tinggi ataupun memasang target calon terlalu rendah, namun pasanglah target yang biasa-biasa saja namun pas untuk kita dan sesuai yang diharapkan oleh kita terkait dengan pasangan hidupnya.
Banyak faktor yang bisa menjadi pertimbangan, namun yang terpenting adalah dua hal, yaitu faktor pemikiran dan faktor sikap. Terkait dengan faktor pemikiran, yang harus dilakukan adalah mencari pasangan yang memiliki pemikiran dan pandangan yang sama atau minimal mendekati dalam mengarungi perjalanan rumah tangga nanti, saat pemikirannya sama baik itu dalam cinta, pendidikan anak dan hal-hal lainnya maka saat mengarungi rumah tangga akan minim dengan hambatan karena memiliki pemikiran yang relatif sama.
Terkait dengan faktor sikap tentunya untuk membangun rumah tangga yang baik tentunya harus memiliki calon pasangan hidup yang memiliki sikap dan perangai yang baik, hal ini untuk meminimalisir konflik dan juga untuk bisa menciptakan teladan yang baik bagi anak-anak nantinya. Jika orang tuanya baik dan bisa mendidik anaknya dengan baik bukan tak mungkin bisa menciptakan keluarga yang bahagia.
Credit : islamidia.com
Untuk menciptakan rumah tangga yang awet dan langgeng tentunya perlu perencanaan yang tepat, termasuk dalam memilih pasangan hidup yang tepat dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Cinta itu memang buta, maka imbangilah dengan akal rasional kita. Jangan hanya karena cinta lalu menikahi seseorang, tetapi lihatlah dan pertimbangkan dengan matang calon pasangan hidup yang kita inginkan. Tentunya jangan memasang target calon terlalu tinggi ataupun memasang target calon terlalu rendah, namun pasanglah target yang biasa-biasa saja namun pas untuk kita dan sesuai yang diharapkan oleh kita terkait dengan pasangan hidupnya.
Banyak faktor yang bisa menjadi pertimbangan, namun yang terpenting adalah dua hal, yaitu faktor pemikiran dan faktor sikap. Terkait dengan faktor pemikiran, yang harus dilakukan adalah mencari pasangan yang memiliki pemikiran dan pandangan yang sama atau minimal mendekati dalam mengarungi perjalanan rumah tangga nanti, saat pemikirannya sama baik itu dalam cinta, pendidikan anak dan hal-hal lainnya maka saat mengarungi rumah tangga akan minim dengan hambatan karena memiliki pemikiran yang relatif sama.
Terkait dengan faktor sikap tentunya untuk membangun rumah tangga yang baik tentunya harus memiliki calon pasangan hidup yang memiliki sikap dan perangai yang baik, hal ini untuk meminimalisir konflik dan juga untuk bisa menciptakan teladan yang baik bagi anak-anak nantinya. Jika orang tuanya baik dan bisa mendidik anaknya dengan baik bukan tak mungkin bisa menciptakan keluarga yang bahagia.
3. Faktor Finansial
Faktor finansial bisa dikatakan merupakan salah satu masalah klasik yang selalu ada dalam kehidupan. Saat kita akan memutuskan untuk menikah tentunya faktor finansial perlu menjadi pertimbangan penting, apalagi di pernikahan masa kini seringkali menghabiskan biaya untuk resepsi dan sebagainya.
Bukan hanya sekedar biaya resepsi, namun juga permasalahan setelah mengarungi rumah tangga nanti terutama bagi laki-laki harus bisa memiliki pekerjaan yang tetap atau wirausaha yang menghasilkan uang yang cukup untuk menghidupi keluarga. Jika memang pekerjaan kita kurang menghasilkan dan kurang cukup, lebih baik tunda sejenak keinginan menikah dan perbaikilah karir terlebih dahulu, terlebih lagi saat usia masih terlalu muda dan belum ideal untuk menikah.
Credit : media.kompas.tv
Faktor finansial bisa dikatakan merupakan salah satu masalah klasik yang selalu ada dalam kehidupan. Saat kita akan memutuskan untuk menikah tentunya faktor finansial perlu menjadi pertimbangan penting, apalagi di pernikahan masa kini seringkali menghabiskan biaya untuk resepsi dan sebagainya.
Bukan hanya sekedar biaya resepsi, namun juga permasalahan setelah mengarungi rumah tangga nanti terutama bagi laki-laki harus bisa memiliki pekerjaan yang tetap atau wirausaha yang menghasilkan uang yang cukup untuk menghidupi keluarga. Jika memang pekerjaan kita kurang menghasilkan dan kurang cukup, lebih baik tunda sejenak keinginan menikah dan perbaikilah karir terlebih dahulu, terlebih lagi saat usia masih terlalu muda dan belum ideal untuk menikah.
4. Faktor mental
Menikah itu harus siap segalanya, termasuk mempersiapkan mental kita. Karena saat berumah tangga harus siap menanggalkan keegoisan dan harus berpikir bersama dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada. Untuk menghadapi permasalahan dalam rumah tangga tentunya perlu mental yang kuat untuk menghadapinya dan memiliki sikap kedewasaan serta kebijaksanaan dalam menemukan solusi dari setiap permasalahan yang ada.
Credit : eaglesmediacenter.com
Menikah itu harus siap segalanya, termasuk mempersiapkan mental kita. Karena saat berumah tangga harus siap menanggalkan keegoisan dan harus berpikir bersama dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada. Untuk menghadapi permasalahan dalam rumah tangga tentunya perlu mental yang kuat untuk menghadapinya dan memiliki sikap kedewasaan serta kebijaksanaan dalam menemukan solusi dari setiap permasalahan yang ada.
5. Faktor orang tua
Faktor orang tua juga harus diperhatikan, karena saat kita menikah tentunya akan melibatkan orang-orang di sekitar kita termasuk orang tua kita, tentunya sebelum memutuskan untuk menikah alangkah baiknya diskusikan dulu dengan orang tua bagaimana baiknya. Jika kita punya alasan yang kuat untuk menikah dan orang tua masih meragukan kita, maka alangkah baiknya coba yakinkan sepenuh hati pada mereka bahwa diri kita layak untuk segera menikah. Jika orang tua sudah mendukung maka kita bisa mempunyai semangat yang lebih dalam menyongsong pernikahan.
Credit : media.ihram.asia
Faktor orang tua juga harus diperhatikan, karena saat kita menikah tentunya akan melibatkan orang-orang di sekitar kita termasuk orang tua kita, tentunya sebelum memutuskan untuk menikah alangkah baiknya diskusikan dulu dengan orang tua bagaimana baiknya. Jika kita punya alasan yang kuat untuk menikah dan orang tua masih meragukan kita, maka alangkah baiknya coba yakinkan sepenuh hati pada mereka bahwa diri kita layak untuk segera menikah. Jika orang tua sudah mendukung maka kita bisa mempunyai semangat yang lebih dalam menyongsong pernikahan.
Demikian paparan tentang faktor-faktor yang harus diperhatikan saat ingin menikah berdasar sudut pandang opini TS dan juga berdasar inspirasi-inspirasi yang di dapat TS di masyarakat. Agan dan sista punya pendapat lain? Silahkan sampaikan di kolom komentar dan sampai jumpa di tulisan berikutnya.
Sumber : Opini pribadi dan inspirasi dari kehidupan
Sumber berita
Sumber gambar via google images
No comments:
Write comments