Sudah waktunya kita membuka mata lebar-lebar, datangnya gerombolan Neolib (artinya cari sendiri) bukan omong kosong, bila kita tidak hati-hati kita bisa menjadi negara budak selama ratusan tahun.
Hutang Indonesia |
Kenapa Negara Tidak Cetak Uang Sebanyaknya (Agar Bisa Bayar Hutang). Ini jawabnya !!
Dalam menerbitkan atau mencetak uang, terdapat dua macam sistem, yang disebut.“pseudo gold” dan “uang fiat”pseudo gold
Dalam sistem pseudo gold, uang yang dicetak dan beredar didukung dengan cadangan emas atau perak yang dimiliki badan yang menerbitkannyauang fiat
Sedangkan dalam sistem uang fiat, uang yang beredar tidak didukung aset yang riil, bahkan tidak didukung apa-apa. Artinya, dalam sistem fiat, pemerintah atau badan yang menerbitkan uang bisa mencetak uang sebanyak apa pun sesuai keinginan.
Dalam ekonomi, kita tahu, harga barang akan tergantung pada perbandingan jumlah uang dan jumlah persediaan barang. Jika barang lebih banyak dari jumlah uang yang beredar, maka harga akan cenderung turun. Sebaliknya, jika jumlah barang lebih sedikit dibanding jumlah uang yang beredar, maka harga-harga akan cenderung naik. Karena itulah, pencetakan uang secara tak langsung juga ditentukan oleh hal tersebut, agar tidak terjadi inflasi.
Apabila suatu negara—dengan alasan miskin—mencetak uang sebanyak-banyaknya, yang terjadi bukan negara itu menjadi kaya, tetapi justru akan semakin miskin. Karena, ketika jumlah uang yang beredar semakin banyak, harga-harga barang akan melambung tinggi, dan inflasi terjadi. Akibatnya, meski uang dicetak terus-menerus, uang itu tidak bisa disebut kekayaan, karena nilainya terus merosot turun.
Indonesia pernah melakukan pencetakan uang dalam jumlah banyak, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Karena pemerintah belum bisa maksimal memungut pajak dari rakyat waktu itu, Soekarno pun mengambil kebijakan untuk mencetak uang secara berlebih. Hasilnya tentu inflasi. Semakin banyak uang dicetak, harga barang semakin tinggi, dan terjadi hiperinflasi. Sampai akhirnya mahasiswa berdemonstrasi yang terkenal dengan sebutan Tritura (tiga tuntutan rakyat), yang salah satunya permintaan agar harga-harga diturunkan.
Kasus yang terbaru terjadi di Zimbabwe. Pada 2008, pemerintah Zimbabwe mengeluarkan kebijakan untuk mencetak uang dalam jumlah sangat banyak, yang ditujukan untuk memperbanyak pegawai negeri yang diharapkan akan mendukung pemerintah. Hasilnya adalah inflasi yang gila-gilaan. Negara itu bahkan memegang rekor dalam hal inflasi tertinggi di dunia, yaitu 2.200.000% (2,2 juta persen) pada 2008.
Sebegitu cepatnya tingkat inflasi terjadi, hingga kenaikan harga di Zimbabwe tidak terjadi dalam hitungan minggu atau bulan, tetapi menit bahkan detik. Dalam setiap beberapa detik, para pegawai di toko-toko Zimbabwe terus sibuk mengganti label-label harga pada barang-barang yang mereka jual, karena terus terjadi pergantian harga akibat inflasi yang menggila.
Pada 20 Juli 2008, Bank Sentral Zimbabwe bahkan menerbitkan pecahan uang senilai 100 milyar dollar, yang merupakan rekor pecahan uang dengan nominal terbesar di dunia. Uang dengan nominal besar itu, ironisnya, tidak memiliki nilai yang sama besarnya, karena digerus oleh inflasi akibat harga-harga yang melambung luar biasa tinggi. Untuk membeli sembako, misalnya, orang di Zimbabwe harus membawa uang sampai seember.
Jadi, negara miskin (ataupun negara yang tidak miskin) tidak mencetak uang dalam jumlah berlebihan, karena adanya pertimbangan seperti yang digambarkan di atas.
Lalu Kenapa Suatu Negara Tidak Mencetak Uang Sebanyak-Banyaknya?
Apabila suatu negara—dengan alasan miskin—mencetak uang sebanyak-banyaknya, yang terjadi bukan negara itu menjadi kaya, tetapi justru akan semakin miskin. Karena, ketika jumlah uang yang beredar semakin banyak, harga-harga barang akan melambung tinggi, dan inflasi terjadi. Akibatnya, meski uang dicetak terus-menerus, uang itu tidak bisa disebut kekayaan, karena nilainya terus merosot turun.
Indonesia pernah melakukan pencetakan uang dalam jumlah banyak, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Karena pemerintah belum bisa maksimal memungut pajak dari rakyat waktu itu, Soekarno pun mengambil kebijakan untuk mencetak uang secara berlebih. Hasilnya tentu inflasi. Semakin banyak uang dicetak, harga barang semakin tinggi, dan terjadi hiperinflasi. Sampai akhirnya mahasiswa berdemonstrasi yang terkenal dengan sebutan Tritura (tiga tuntutan rakyat), yang salah satunya permintaan agar harga-harga diturunkan.
Kasus yang terbaru terjadi di Zimbabwe. Pada 2008, pemerintah Zimbabwe mengeluarkan kebijakan untuk mencetak uang dalam jumlah sangat banyak, yang ditujukan untuk memperbanyak pegawai negeri yang diharapkan akan mendukung pemerintah. Hasilnya adalah inflasi yang gila-gilaan. Negara itu bahkan memegang rekor dalam hal inflasi tertinggi di dunia, yaitu 2.200.000% (2,2 juta persen) pada 2008.
Sebegitu cepatnya tingkat inflasi terjadi, hingga kenaikan harga di Zimbabwe tidak terjadi dalam hitungan minggu atau bulan, tetapi menit bahkan detik. Dalam setiap beberapa detik, para pegawai di toko-toko Zimbabwe terus sibuk mengganti label-label harga pada barang-barang yang mereka jual, karena terus terjadi pergantian harga akibat inflasi yang menggila.
Pada 20 Juli 2008, Bank Sentral Zimbabwe bahkan menerbitkan pecahan uang senilai 100 milyar dollar, yang merupakan rekor pecahan uang dengan nominal terbesar di dunia. Uang dengan nominal besar itu, ironisnya, tidak memiliki nilai yang sama besarnya, karena digerus oleh inflasi akibat harga-harga yang melambung luar biasa tinggi. Untuk membeli sembako, misalnya, orang di Zimbabwe harus membawa uang sampai seember.
Jadi, negara miskin (ataupun negara yang tidak miskin) tidak mencetak uang dalam jumlah berlebihan, karena adanya pertimbangan seperti yang digambarkan di atas.
Lalu Kenapa Suatu Negara Tidak Mencetak Uang Sebanyak-Banyaknya?
kenapa ya ?
Kalau membaca berita tentang hutang negara yang menumpuk serta angka kemiskinan yang sangat besar, mungkin terpikir oleh kita "bagaimana kalau Indonesia mencetak uang semaunya, untuk melunasi hutang negara maupun memberantas kemiskinan ataupun mengembalikan uang korupsi yang hilang". Beres kan?
Nah, seandainya pemerinta Republik Indonesia mencetak uang sebanyak banyaknya, semua rakyat dapat hujan uang. Timbul pertanyaan, siapa yang mau capek kerja sedangkan sudah ada jaminan uang untuk hari ini dan besok. Nah, kalau gitu siapa yang mau kerja jadi petani padahal uang sudah ada di tangan?
Misalkan, rakyat Indonesia tidak ada yang mau jadi petani. Lalu kita mau maka apa sedangkan makanan pokok berasal dari sektor pertanian? Akibatnya akan terjadi inflasi, yaitu kenaikan harga barang barang di pasaran.
Rasio antara uang yang dicetak dan jumlah uang yang beredar adalah salah satu cara menentukan nilai suatu uang. Makanya, bila uang yang beredar ditambah tapi jaminannya tidak ditambah maka nilai uang akan turun (inflasi). Akibatnya bila biasanya Rp. 1.000 bisa membeli x barang, setelah uang mengalami inflasi Rp.1.000 hanya bila membeli 1/2 x.
Dengan kata lain jumlah uangnya banyak tapi nilainya tidak ada, kalau nilainya tidak ada maka negara lain tidak ada mau menerima uang kita. ujung-ujungnya utang tidak akan pernah terbayar.
Jadi inilah alasannya kenapa pemerintah tidak bisa seenaknya mencetak uang sebanyak banyaknya: karena uang dicetak sebanyak-banyaknya maka para pedagang selalu akan menaikkan harga. Lagipula, pikir mereka. yang beli uangnya lebih banyak dari sebelumnya
Efek ini terus berulang bagai lingkaran setan sehingga sebagian besar harga barang akan mengalami kenaikan harga padahal barangnya sama persis seperti sebelumnya. Inlah yang dilihat sebagai jatuhnya nilai mata uang dimana nilai tukar uang terhadap barang turun (karena harga barang naik).
soo, karena harga barang naik, maka akan ada semakin banyak orang miskin. Itulah yang aakan terlihat apabila inflasi tidak terkendali.
Kalau membaca berita tentang hutang negara yang menumpuk serta angka kemiskinan yang sangat besar, mungkin terpikir oleh kita "bagaimana kalau Indonesia mencetak uang semaunya, untuk melunasi hutang negara maupun memberantas kemiskinan ataupun mengembalikan uang korupsi yang hilang". Beres kan?
Nah, seandainya pemerinta Republik Indonesia mencetak uang sebanyak banyaknya, semua rakyat dapat hujan uang. Timbul pertanyaan, siapa yang mau capek kerja sedangkan sudah ada jaminan uang untuk hari ini dan besok. Nah, kalau gitu siapa yang mau kerja jadi petani padahal uang sudah ada di tangan?
Misalkan, rakyat Indonesia tidak ada yang mau jadi petani. Lalu kita mau maka apa sedangkan makanan pokok berasal dari sektor pertanian? Akibatnya akan terjadi inflasi, yaitu kenaikan harga barang barang di pasaran.
Rasio antara uang yang dicetak dan jumlah uang yang beredar adalah salah satu cara menentukan nilai suatu uang. Makanya, bila uang yang beredar ditambah tapi jaminannya tidak ditambah maka nilai uang akan turun (inflasi). Akibatnya bila biasanya Rp. 1.000 bisa membeli x barang, setelah uang mengalami inflasi Rp.1.000 hanya bila membeli 1/2 x.
Dengan kata lain jumlah uangnya banyak tapi nilainya tidak ada, kalau nilainya tidak ada maka negara lain tidak ada mau menerima uang kita. ujung-ujungnya utang tidak akan pernah terbayar.
Jadi inilah alasannya kenapa pemerintah tidak bisa seenaknya mencetak uang sebanyak banyaknya: karena uang dicetak sebanyak-banyaknya maka para pedagang selalu akan menaikkan harga. Lagipula, pikir mereka. yang beli uangnya lebih banyak dari sebelumnya
Efek ini terus berulang bagai lingkaran setan sehingga sebagian besar harga barang akan mengalami kenaikan harga padahal barangnya sama persis seperti sebelumnya. Inlah yang dilihat sebagai jatuhnya nilai mata uang dimana nilai tukar uang terhadap barang turun (karena harga barang naik).
soo, karena harga barang naik, maka akan ada semakin banyak orang miskin. Itulah yang aakan terlihat apabila inflasi tidak terkendali.
Apa gan hubunganya dengan politik ?
Kapitalis dan demokras untuk bisa berjalan membutuhkan :
Kapitalis dan demokras untuk bisa berjalan membutuhkan :
- Bank negara
- Bank komersil ( bank swata atau pemodal )
- Uang kertas yang tidak disangkut pautkan pada nilai emas
- Lahan subur kapitalisme adalah Demokrasi
- Negara adalah pasarManusia/rakyat
Penjelasan :
Semua orang memahami bahwa fungsi bank pusat adalah mengawal undang -undang dan mengatur sistem keuangan,pemodal adalah Bank komersial,dan pasarnya adalah negara itu sendiri, yang menghubungkan pasar dan para pemodal adalah uang kertas , uang kertas dicetak oleh bank pusat dan di alirkan ke bank komersil,kemudian uang kertas dimasukan kedalam pasar sebagai alat tukar..habis
turus apa ??? jadi disini parpol dapat meminjam uang di bank swasta setelah menang mempunyai kendali kepada Bank negara untuk melakukan pengembalian modal dalam bahasa baiknya talangan atau likuiditas dana ke bank swata habis..Itulah gambaran pola singkat system ekonomi kapitalis,dan inti kapitalis adalah imf,usa reserve,federal reserve dan word bank mungkin asumsi saya terkesan subjektif akan tetapi anda dapat meresarch sendiri mulai jumlah hutang Negara dan dan kebijakanya ingat BLBI1, BLBI2, DAN KASUS CENTURI SELALU BERPOLA SAMA.
Semua orang memahami bahwa fungsi bank pusat adalah mengawal undang -undang dan mengatur sistem keuangan,pemodal adalah Bank komersial,dan pasarnya adalah negara itu sendiri, yang menghubungkan pasar dan para pemodal adalah uang kertas , uang kertas dicetak oleh bank pusat dan di alirkan ke bank komersil,kemudian uang kertas dimasukan kedalam pasar sebagai alat tukar..habis
turus apa ??? jadi disini parpol dapat meminjam uang di bank swasta setelah menang mempunyai kendali kepada Bank negara untuk melakukan pengembalian modal dalam bahasa baiknya talangan atau likuiditas dana ke bank swata habis..Itulah gambaran pola singkat system ekonomi kapitalis,dan inti kapitalis adalah imf,usa reserve,federal reserve dan word bank mungkin asumsi saya terkesan subjektif akan tetapi anda dapat meresarch sendiri mulai jumlah hutang Negara dan dan kebijakanya ingat BLBI1, BLBI2, DAN KASUS CENTURI SELALU BERPOLA SAMA.
Kini lihat berapa hutang, politik anggaran hutang dilakukan dengan cara amat cerdas dan njelimet, mereka menggunakan hutang obligasi yang suatu saat akan jadi junk bond, karena jeleknya ekonomi Indonesia, lalu dengan apa hutang itu dibayar? dalam istilah keuangan ada konversi obligasi menjadi ekuitas, sementara kemarin sudah diputuskan ada "DNI" Daftar Negatif Investasi yang dihapus besar-besaran bahkan asing bisa melakukan pemilikan 100%, disinilah kemungkinan intervensi pemodal bisa masuk tanpa membayar apapun dan hanya melakukan konversi obligasi menjadi ekuitas.
Dengan hutang kisaran Rp. 2.023 Trilyun tiap bayi yang dilahirkan akan menanggung hutang Rp. 8,5 juta perkelapa. Sementara Abraham Samad bilang bila sektor migas dikuasai oleh Republik dan tidak dikorupsi tiap orang Indonesia mendapatkan jatah Rp. 20 juta/kepala.
Sudah waktunya kita membuka mata lebar-lebar, datangnya gerombolan Neolib bukan omong kosong, bila kita tidak hati-hati kita bisa menjadi negara budak selama ratusan tahun.
aset negara yang di kuasi asing |
Sistem Bagi Hasil
Seperti kasus kontrak bagi hasil dengan Exxon Mobil di Blok Natuna D Alpha. Kasus yang heboh pada 2008 yang lalu ini, memaksa Indonesia untuk rela mendapatkan nol persen pola bagi hasil eksplorasi, sedangkan Exxon mendapatkan 100 persen.Kasus lainnya adalah pada Blok A Aceh. Pemerintah telah menyetujui usulan kontraktor untuk perubahan pembagian hasil antara pemerintah dan kontraktor dari 65:35 menjadi 51:49. Padahal, standardisasi pola bagi hasil yang ditetapkan adalah 85:15 untuk minyak dan gas 70:30 laina agan-agan resarch sendiri ya..banyak kok.
Seperti kasus kontrak bagi hasil dengan Exxon Mobil di Blok Natuna D Alpha. Kasus yang heboh pada 2008 yang lalu ini, memaksa Indonesia untuk rela mendapatkan nol persen pola bagi hasil eksplorasi, sedangkan Exxon mendapatkan 100 persen.Kasus lainnya adalah pada Blok A Aceh. Pemerintah telah menyetujui usulan kontraktor untuk perubahan pembagian hasil antara pemerintah dan kontraktor dari 65:35 menjadi 51:49. Padahal, standardisasi pola bagi hasil yang ditetapkan adalah 85:15 untuk minyak dan gas 70:30 laina agan-agan resarch sendiri ya..banyak kok.
Original Posted By hirota ►
nice trit gan.. ane baru tw mski sedikit bingung...
tapi yang ane ga mengerti.. knp rupiah kita semakin bergerak liar? padahal jaman dulu kenaikan harga ga seperti ini..
misal: dulu kalo naik harga masih brkisar 100rupiah.. tapi semakin lama inflasi jadi tiap kenaikan 1000rupiah.. semakin lama semakin mahal.. tapi dolar nilainya tetep mahal n kayak ga ada inflasi trhadap dolar.
Tinggi rendahnya nilai mata uang suatu negara ditentukan oleh tingkat inflasi, kebijakan moneter, dan kebijakan-kebijakan lainnya.
Jika tingkat inflasi di suatu negara terbilang tinggi maka nilai mata uangnya akan menurun. Di banyak negara berkembang termasuk Indonesia, tingkat inflasinya tinggi. semoga bermanfaat.
Inflasi bisa terjadi jika ada penambahan volume uang beredar. Gampangnya gini: jika hanya ada 1 kg beras, dan uang hanya Rp. 10 ribu, maka harga 1 kg beras ada;ah Rp. 10 ribu Trus, apa yang terjadi jika terjadi penambahan duit lagi sebesar Rp. 10 rebu, sehingga total duitnya Rp. 20 rebu? Harga yang tadinya cuma 10 rebubisa menjadi Rp. 20 rebu per 1 kg beras. Jadi pengertian gampangnya adalah inflasi terjadi oleh karena terjadinya penambahan volume uang beredar tanpa diimbangi dengan penambahan barang/jasa. semoga bermanfaat.
Jika tingkat inflasi di suatu negara terbilang tinggi maka nilai mata uangnya akan menurun. Di banyak negara berkembang termasuk Indonesia, tingkat inflasinya tinggi. semoga bermanfaat.
Inflasi bisa terjadi jika ada penambahan volume uang beredar. Gampangnya gini: jika hanya ada 1 kg beras, dan uang hanya Rp. 10 ribu, maka harga 1 kg beras ada;ah Rp. 10 ribu Trus, apa yang terjadi jika terjadi penambahan duit lagi sebesar Rp. 10 rebu, sehingga total duitnya Rp. 20 rebu? Harga yang tadinya cuma 10 rebubisa menjadi Rp. 20 rebu per 1 kg beras. Jadi pengertian gampangnya adalah inflasi terjadi oleh karena terjadinya penambahan volume uang beredar tanpa diimbangi dengan penambahan barang/jasa. semoga bermanfaat.
Original Posted By f4ckj4r ►
Bukan cuma itu aja gan efeknya, ane coba nambahin nih.
Setiap uang di negara mana pun itu, memiliki nilai (jual-beli) terhadap negara-negara lainnya (KURS UANG), karena itu kurs uang tiap-tiap negara berbeda-beda nilai-nya.
Seandainya Negara mem-produksi uang dengan nilai gila-gila'an, dengan tujuan untuk membayar hutang. Maka uang tersebut otomatis akan di konversi terlebih dahulu (baca;beli kurs mata uang asing), anggaplah Dollar Amerika (USD).
Jadi untuk membayar hutang tersebut, negara harus menukarkan uang RP menjadi USD sesuai nilai kurs mata uang yang berlaku. Nah pembelian/penukaran mata uang asing secara gila-gila'an ini pun bisa memacu efek yang lebih "BAHAYA" lagi.
Karena nilai kurs mata uang rupiah jelas akan merosot drastis nilainya bila di bandingkan dengan kurs mata uang negara lain.
Asumsi sederhana:
Uang rupiah itu beredar tidak hanya di negara kita, tapi di seluruh dunia.
Jadi apabila banyak uang rupiah yang di tukarkan menjadi mata uang asing, maka nilai rupiah itu sendiri akan merosot karena semakin tidak ada harganya.
Mau buat apaan negara asing beli banyak-banyak uang rupiah, kalau tidak ada nilai tukarnya terhadap kurs mata uang asing.
CMIIW
(pajang pejwan kalo berkenan).
Quote:Original Posted By irv23 ►
Ikut nimbrung Gan...
Yes ane setuju bgt sm ulasan di mengenai inflasi dkk serta neo lib
Setiap negara emang ga be seenaknya nyetak yang kecuali Amerika Serikat. ulasan yg luar biasa detail dan betul itu game bakal berlaku di AS kenapa, karena kalaupun the fed nyetak uang sebanyak apapun itu ga gt ngaruh sm tngkt inflasi di AS. Ya itu merupakan sebuah konsekuensi logis dari status yg disandang USD sebagai Mata uang internasional. Jadi, sebanyak apapun USD dicetak Dan di edarin, itu pst laris Karena berlaku dia internasional apalagi selama perdagangan dunia masih menggunkan USD. Itulah knp the fed bbrp wkt lalu negluarin wacana pencetakan hang dlm jmlh besar untk diedarkan di luar AS dgn istilah quantitative easing....
Soap neo lib, ane cm bs sdkt Tuker pikiran. Neo lib memang sudah mulai berkuasa di idn itu keliatan dr sektor investasi yg belkangan di fokuskan ke pasar modal (saham obligasi dll). Kenapa itu dikatain neo lib, krn salah satu misi neo lib adalah menggeser investasi dr sektor rill ke pasar saham.
Bukti selanjutnya adalah subsidi yg makin sini makin di ilangin. Subsidi bbm yg di pangkas, subsidi tarif listrik yg makin dikikis, ilangnya kereta api kelas ekonomi yg dl selalu mndapat tuslah kl jelang lebaran yg d ganti dgn sisstem tariff batas atas dan batas bawah. APA hubungannya sm neo lib?sm ky yg td, misi neolib ngilangin subsidi di negara2 berkmbang
CMIIW agan2 sekalian biar and jd Pinter.
copas: kaskus.co.id
Lalu kenapa indonesia tidak mencetak uang lebih sedikit.. Simpelnya harga barang akan mengikuti uang yang beredar jadi jika uang gg beredar lebih sedikit dibanding porsinya otomatis permintaan barang akan lebih sedikit dari penawaran itu yang ada dihukum ekonomi. Nah berarti dengan begitu harga barang barang akan menjadi lebih murah lalu nilai mata uang rupiah akan menguat bukan? Karena barang barang akan mengalami penurunan harga. Mohon jawabannya terimakasih...
ReplyDeleteLalu kenapa indonesia tidak mencetak uang lebih sedikit.. Simpelnya harga barang akan mengikuti uang yang beredar jadi jika uang gg beredar lebih sedikit dibanding porsinya otomatis permintaan barang akan lebih sedikit dari penawaran itu yang ada dihukum ekonomi. Nah berarti dengan begitu harga barang barang akan menjadi lebih murah lalu nilai mata uang rupiah akan menguat bukan? Karena barang barang akan mengalami penurunan harga. Mohon jawabannya terimakasih...
ReplyDelete