Anda pasti sudah tak asing lagi dengan merk
branded yang ada di pasaran kita. Mulai dari baju, produk elektronik,
handphone, sampai makanan cepat saji. Selain produk branded terkenal
tersebut banyak dari produk asing, ternyata banyak juga merk lokal
Indonesia. Kualitas mereka pun tak perlu diragukan lagi. Setara dengan
kualitas internasional. Berikut Brand Asli Indonesia yang Disangka Brand
Luar Negeri.
LEA
Walaupun
nama dan logo tampilannya berbau Amerika, tapi sebenernya brand/merk
ini adalah produk Indonesia. Masalah model dan kualitas, tak perlu
diragukan lagi. Brand ini adalah produk kualitas ekspor. Jadi pasti
tidak pernah kalah saing dan selalu berdiri sejajar dengan jeans merk
luar negeri di pusat perbelanjaan manapun.
Brand
ini menyediakan berbagai sepatu olahraga, dari sepatu bola, sepatu
futsal, dan sepatu olahraga lainnya. Ukurannya pun lengkap dari sepatu
dewasa shingga anak-anak. Anda tidak perlu heran dengan kesan namanya
yang sangat luar negeri. Tomkins benar-benar produk local, asli
Indonesia.
Tahun
2005, outlet pertama J.CO Donuts ane coffe dibuka di Supermall
Karawaci. Sejak itu J.CO terus mengembangkan usahanya di berbagai daerah
di Indonesia. Dengan mengandalkan racikan donat dan kopi berkualitas
internasional, perusahaan lokal dengan cita rasa internasional ini terus
berkembang. J.CO bahkan telah ada di berbagai Negara di Asia seperti
Malaysia, Singapura, Philipina, China. Perusahaan ini dimiki oleh Johhny
Andrean.
Iklan
Maspion terkenal dengan ungkapan “Cintai produk-produk Indonesia!”.
Maspion memang merupakan perusahaan lokal yang terkenal dengan produk
alat-alat elektronik keperluan rumah tangga mulai dari setrika, blender,
kipas angin sampai AC. Perusahaan yang berpusat di Surabaya ini memulai
bisnisnya dari tahun 1960-an dengan fokus menghasilkan alat-alat rumah
tangga.
Pasti
anda mengenal merek sepeda yang satu ini. Mulai dari sepeda gunung,
sepeda mini, sepeda BMX, sampai sepeda lipat telah dikeluarkan oleh
pabrik sepeda yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur ini. Soal kualitas,
anda tidak perlu meragukannya. Banyak pengguna biasa sampai komunitas
penggemar sepeda memakai produk lokal ini. Rupanya pemilik Polygon
memilih strategi bisnisnya dengan menjual barangnya di luar negeri lebih
dahulu sebelum menjualnya di dalam negeri, agak miris memang alasan dia
mengambil taktik seperti ini, yang rupanya disebabkan karena
orang-orang Indonesia cenderung lebih percaya dengan produk luar negeri
ketimbang produk lokal.
Mungkin
saja di rumah anda memiliki tv, radio tape atau alat elektronik lain
ber-merk Polytron. Tapi saya yakin kebanyakan anda tidak mengetahui
kalau ternyata produk ini asli Indonesia. Perusahaan yang mempunyai
pabrik di Kudus dan Semarang ini bisa dibilang sudah jaminan kualitas.
Karena sejak tahun 1970-an perusahaan ini telah membuat televisi dan
dengan kualitas yang tidak kalah dengan buatan Korea dan Jepang.
Perkembangan
teknologi ternyata tidak membuat bangsa kita melulu hanya menjadi
penonton saja. Byon ikut hadir meramaikan tren komputer jinjing atau
yang biasa kita sebut notebook. Dengan harga jual yang lebih murah, Byon
bukanlah produk asal-asalan. Melainkan punya konsep yang cukup unik,
yaitu notebook yang dapat di-upgrade seperti komputer desktop. Kehadiran
Byon mebuktikan bangsa kita juga mampu membuat produk berteknologi
tinggi. Jadi jangan heran jika produk ini terkenal murah, mengapa?
karena ini produk indonesia. Jadi untuk yang berada di indonesia tidak
kena pajak, jadi lebih murah kan.
CFC
(California Fried Chicken) sudah terkenal dengan cita rasa ayam
gorengnya yang nikmat dan gurih. Tahukah Anda bahwa perusahaan ini
merupakan perusahaan Indonesia. Memang nama yang dimiliki perusahaan ini
sangat mencerminkan Negara Amerika. Namun ternyata produknya murni asal
Indonesia. Kebanggaan yang dimiliki CFC terletak pada ciri khas rasanya
yang sebanding dengan ayam goreng asal Amerika. Awalnya, perusahaan ini
bernama California Pioneer Chicken. Namun sejak tahun 1988, namanya
diganti menjadi California Fried Chicken hingga sekarang. Restoran yang
dikelola PT Pioneerindo Gourmet Tbk itu tidak ada keterkaitan bisnis
sama sekali dengan pihak atau perusahaan asing manapun. Namun karena
memilih nama CFC dimana California adalah salah satu negara bagian di
Amerika Serikat, maka daging ayam siap saji yang ditawarkan CFC langsung
dipersepsikan sama dengan produk siap saji lainnya dari Negeri Paman
Sam yang sudah lebih dahulu populer. Anggapan awal kebanyakan orang pun
sama menyebutkan bahwa CFC adalah perusahaan waralaba dari luar negeri.
Untunglah CFC nama yang bagus itu dibarengi dengan kualitas produk
makanan siap saji yang bagus pula hingga setara dengan standar produk
restoran internasional. Nama yang akrab di telinga itu terbukti efektif
untuk dimajukan ke pasar sehingga dalam perjalanan selanjutnya terdapat
banyak cerita keberhasilan yang dibukukan CFC. Hingga berumur 29 tahun
di tahun 2012 ini telah memiliki lebih dari 120 gerai yang tersebar di
banyak kota Indonesia. CFC membutuhkan tak kurang 30 hingga 40 ton ayam
pedaging setiap minggunya. Namun jika memasuki hari raya Lebaran, Natal,
dan Tahun Baru kebutuhan itu meningkat menjadi 40 hingga 50 ton
perminggu.
Ketika
televisi marak dengan iklan norak namun ketika muncul iklan minimalis
elegan dan semi monokromatik. Dengan slogan no tile like it. Kesan
eksklusif yang membungkus Essenza, membuat orang membatin, Produk mana
sih? Italia ya? Nyatanya, Essenza adalah produk asli Indonesia yang
sukses diekspor ke Italia, juga 25 negara. Berbasis di Tangerang, sejak
produksi komersialnya tahun 2003, PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk
telah mengekspor ke Singapura dan Amerika Serikat, dan berhasil. Faktor
penyeimbang yang membawa keuntungan, di saat pasar domestik lesu. Kini,
Essenza bahkan termasuk salah satu produsen ubin keramik dunia.
Diproduksi pertama kali tahun 1993, oleh PT.Intikeramik Alamsari
Industri, Essenza telah berhasil menembus pasar Singapura, AS, juga
negara-negara Asia, Eropa, Afrika, dan Timur Tengah. Bahkan telah
diterima di Italia yang notabene merupakan salah satu negara penghasil
keramik terbaik dan terbesar di dunia.
Salah
satu yang bisa kita lihat selain produk kopi kemasan mereka adalah
Excelso Cafe. Mungkin sebagian besar orang ketika berada di cafe ini,
takkan terpikir bahwa Excelso adalah brand cafe lokal. Kebanyakan orang
akan berpikir bahwa Excelso adalah sebuah cafe luar negeri (bisa jadi
Amerika) yang membuka cabangnya di Indonesia. Tapi siapa sangka
sebenarnya Excelso ini adalah salah satu anak perusahaan dari Kapal Api
Group, yang cukup dikenal dengan brand-nya Kopi Kapal Api. Beroperasi
sejak 1991 di Plaza Indonesia, cafe Excelso telah menjelma menjadi salah
satu ikon gaya hidup di kota-kota besar di Indonesia.
Produk-produk
dari Buccheri adalah Sepatu dan Tas Kulit. Diproduksi mulai tahun 1980
melalui PT. Vigano Cipta Perdana. Banyak orang tak menyangka, bahwa
merek besutan Ediansyah ini merupakan produk asli buatan Indonesia.
Mayoritas penikmat sepatu dan tas kulit menyangka bahwa Buccheri adalah
buatan Italia.
Banyak
yang mengira Terry Palmer merupakan brand dari luar, padahal handuk
Terry Palmer tersebut diproduksi di Tangerang. Terry Palmer merupakan
brand handuk yang dimiliki oleh PT. Indah Jaya. Handuk yang diklaim
sebagai handuk paling higienis ini telah diekspor sampai ke Jepang,
Australia, Amerika hingga negara-negara Eropa.
Siapa
yang menyangka kalau merek Casablanca asli dari Indonesia? Banyak orang
menduga kalau merek parfum yang banyak dipakai eksekutif muda ini,
berasal dari perancis. Parfum casablanca, yang dalam iklan-iklannya
banyak menampilkan model-model bule itu, ternyata diproduksi di Muara
Kapuk, Jakarta.
Sebelumnya
bernama “Executive 99″ yang lahir tahun 1974. Lalu pada tahun 1985
berganti pemilik, dan tahun 2000 berganti nama menjadi The Executive.
Saat ini, brand The Executive bisa dijumpai di Malaysia, Singapura, dan
beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
Edward
Forrer adalah perusahaan alas kaki dan tas asal Indonesia. Perusahaan
ini dinamakan sesuai nama pendirinya, Edward Forrer, atau lebih sering
disapa Edo. Dimulai dengan memproduksi sepatu pada tahun 1989 di
Bandung, kini Edward Forrer memiliki lebih dari 50 gerai di Indonesia,
Australia, Malaysia, dan Hawaii. Edward Forrer memiliki kantor pusat di
jalan Veteran No. 44 Bandung, Jawa Barat.
Sophie
Martin didirikan oleh pasangan suami-istri berkebangsaan Perancis,
Bruno Hasson dan Sophie Martin. Pada tahun 1997 mereka datang ke
Indonesia karena Bruno mendapat tugas di sebuah perusahaan perancis yang
ada di Indonesia. Mulanya, mereka tak berniat lama-lama tinggal di
Indonesia, namun Bruno dan Sophie bukan pasangan ekspatriat biasa.
Sophie piawai merancang tas, sementara Bruno, dengan skill marketingnya
yang tinggi, jeli mencium peluang bisnis untuk memasarkan keterampilan
istrinya.
Dengan mempekerjakan seorang tukang jahit di loteng
rumah, mereka merintis cikal bakal Sophie Martin. Karena pernah menjadi
handbag designer untuk Christian Dior selama 2 tahun, maka produk yang
pertama di buat adalah tas. Ternyata tas-tas yang dipromosikan dari
mulut ke mulut tersebut, mendapat respon positif. Pintu untuk melebarkan
sayap pun terbentang lebar. Trik Sophie Martin dengan menambahkan kata
“paris” di belakang brand Sophie Martin tersebut ternyata cukup
berhasil, dan mengecoh banyak konsumen.
Magno
adalah produk radio kayu asli Indonesia yag sudah menebar frekuensi
sampai Jepang, Amerika Serikat, Finlandia, Inggris dan Prancis. Konsep
yang disodorkan mango sangat Unik. Lantaran produk di-finishing dengan
minyak kayu, bukan pernis, pemiliknya harus rajin merawat radionya
secara berkala agar tetap prima. Rupanya Singgih Susilo Kartono, sang
pencipta Magno, ingin mengeliminir budaya pakai buang. Maksudnya agar
tercipta koneksi antara produk dengan pemilik. Karena harganya yang
cukup mahal (200-300 doloar AS) Singgih menggunakan designer link untuk
menjual produknya.
Ban
produksi PT Gajah Tunggal mulai menapaki aspal jalan di negara-negara
Timur Tengah dan Asia sejak tahun 1983, lewat ban berteknologi bias
(cross-ply) untuk kendaraan niaga seperti truk, bus dan mobil angkutan.
Baru pada tahun 1992, PT Gajah Tunggal mengekspor ban jenis radial
(steel belted) dengan label GT Radial, untuk kendaraan sedan dan truk
ringan sampai ke Amerika Serikat. Saat ini GT telah mengekspor ke lebih
dari 80 negara di Eropa, Amerika, Timur Tengah, Asia (kecuali China),
Afrika, Australia dan Selandia Baru, dengan nilai ekspor pada tahun 2007
adalah sebesar Rp 2,6 trilun, dan tahun 2008 diperkirakan mencapai
sekitar Rp 3 triliun. Awal keberhasilan tersebut diperoleh berkat rajin
mengikuti pameran dagang yang diselenggarakan di mancanegara.
Pada
tanggal 18 April 1985, Hoka Hoka Bento pertama kali didirikan dibawah
naungan PT. Eka Bogainti. Dengan restoran pertama berlokasi di Kebun
Kacang, Jakarta. Hoka Hoka Bento menyajikan makanan jepang yang sehat,
variatif, higienis, cepat saji dengan harga terjangkau serta suasana
yang nyaman. Hal ini menjadikan Hoka Hoka Bento sebagai restoran dengan
konsep “Japanese Fast Food” terbesar di Indonesia. Kini gerainya sudah
tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Mungkin
anda semapt berfikir bahwa nexian adalah produk mobile phone merk cina.
Tapi, sebenarnya nexian ini adalah asli produk Indonesia.
Nexian
adalah market leader di bidang penyedia perangkat telekomunikasi tetap
(fixed) dan bergerak (mobile) di Indonesia sejak 2006.
Nexian
merupakan pelopor ponsel lokal di Indonesia sehingga dinobatkan oleh
para wartawan telekomunikasi dan memperoleh beberapa penghargaan
seperti:
* ICA 2010 sebagai The Best Value Services for Nexian Messenger
* Seluler Award 2010 sebagai The Best Local Brand dan The Best Favourite Music Concept
*
Golden Ring Award 2010 sebagai The Best Qwerty Local Brand 2010
(NX-G801), The Best Entry Level Phone 2010 (NX-G330 Dangdut POD) dan The
Best Local Brand 2010.
* Golden Ring Award 2009 sebagai The Most Favorite Local Brand.
* Dari majalah Forsel (Kompas Group) pada Desember 2008 product Nexian FP333 dinobatkan menjadi ponsel CDMA Favorit.
Mei
2010, Nexian memperoleh penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia
sebagai telepon seluler pertama yang menjadi sarana peluncuran album
musik (Grup Musik SLANK – Album Jurus Tandur no. 18). Hal tsb melengkapi
eksistensi Nexian sebagai brand local pertama dan satu-satunya yang
sempat memiliki instalasi pabrik perakitan di Indonesia membuat
perusahaan ini mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI)
sebagai merek local yang berhasil memproduksi sekaligus menjual 100 ribu
ponsel hanya dalam waktu 6 bulan.
Kehandalan kualitas
produk-produknya, membuat Nexian dipercaya oleh berbagai operator
telekomunikasi sebagai mitra penjualan produk bundling, yaitu dengan:
ESIA, Telkom, Fren, Indosat, XL, StarOne, dan Telkomsel.
Sampai
Maret 2010, ponsel Nexian telah digunakan oleh lebih dari 5.500.000
masyarakat Indonesia. Saat ini, Nexian didistribusikan ke seluruh
wilayah Indonesia melalui jaringan Selular Shop, Metroshop serta modern
channel seperti Carefour, Giant, Hypermart dan lainnya.
Hypermarket
adalah brand local asli Indonesia. Hypermarket adalah sebuah produk
hiper-market (pasar swalayan besar) dari PT Matahari Putra Prima (MPP)
yang dulunya bernama PT Matahari Departemen Store, sejak 1997 dibeli
sahamnya oleh PT Multipolar, perusahaan di bawah kelompok Lippo. Dengan
adanya hypermarket ini, membuka persaingan hiper-market produk lokal
untuk sejajar dengan hiper-market terdahulunya yang merupakan brand dari
luar negeri yaitu Carrefour dan Giant.
No comments:
Write comments