Beberapa hari ini kita di hebohkan dengan adanya "Iron Man Indonesia" yang ada di Bali. Robot tersebut dirakit oleh I
Wayan Sutawan asal Karangasem, Bali, dia merancang sendiri robot penggerak
tangan. Tangan robotnya ini mampu membantu pekerjaannya sebagai tukang
las.
Banyak yang kagum kalo robot Iron Man di Bali itu benar-benar nyata, tapi ada juga yang mengamati kalo robot Iron Man di Bali itu hanyalah HOAX belaka.
Berikut bukti-bukti kalo Robot Iron Man di Bali itu hanya HOAX:
Menurut Neko Daisuki :
- Persendian lengannya masih bisa dibilang longgar, keliatan waktu dia
lagi masang lengannya. tapi lucu nya respon ke pergerakan tangannya
cepat + pasti (ga salah2 gerak). Ini ga mungkin. Ibarat tarikan motor
yang rantainya kendor sama yang pas. Pasti ngerti lah maksud saya.
- Gear nya banyak di luar, bisa dibongkar pasang. Ajaib, gerakannya cepat
+ leluasa. Yang lebih ajaib lagi, gear nya ga lepas...
- Pergerakan tangannya terlalu biologis. Sedangkan dimana2 yang namanya
benda mekanis itu gerakannya masih kaku. Banyak jeda pergerakan walaupun
cuma beberapa milidetik. Bahkan asimo yang didevelop langsung oleh
orang2 ahli dengan sarana mendukung pun, gerakannya juga masih bener2
terasa kayak robot kan? Nah dia saya lihat di bagian2 akhir video,
gerakannya leluasa banget persis tangan asli.
- Sensor otak? HAHAHA bahkan perusahaan2 teknologi besar aja, dengan
sarana yang benar2 mendukung untuk riset ke teknologi ini, masih belum
mampu. Bahkan untuk teknologi sensor-sensoran kaya gini ini ruang
lingkupnya udah nanotech. Ga bakalan bisa dibikin secara DIY. Gak akan
pernah bisa... Apalagi pake rongsokan.
- Dan ngomong masalah sensor, sensor yang udah ada di seluruh smartphone sekarang: accelerometer, masih butuh waktu untuk baca sinyal bhwa hpnya dipake secara landscape (dari sebelumnya: portrait). Padagal ini sensor sederhana, ga pake sinyal2 frekuensi tertentu. Asli sensor untuk baca fenomena alam, masih butuh waktu beberapa mili detik untuk ganti mode ke landscape setelah hapenya diputar. Bahkan teknologi ini pun udah dikembangkan langsung sama ahlinya, sarananya mendukung, duitnya mendukung. Lah ini duit ga ada, sarana ga ada, pengetahuan mendalam tentang ini juga ga ada. Eh udah bisa nangkep "sinyal otak" tanpa lag?
[lagi] barusan liat lagi videonya dan makin kesini makin yakin kalo ini 100% HOAX hahaha
- Itu katanya tangannya lumpuh dari lengan atas. Berarti seharusnya gear2
nya udah dimulai dari bahu. Dan disana kayanya hampir ga ada gear
persendian sama sekali. Padahal disana bagian paling vital. Persendian
di bahu ke lengan atas itu perputarannya hampir 180 derjat secara 3D (ga
cuma 2 arah). Lah, kok dia di bagian sana kosong? Ga keliatan ada
susunan gear yang rumit? Padahal lengan atasnya leluasa banget lho
itu...
- Ini bisa dibilang exoskeleton. Tapi ga ada
batang besi/logam bener kuat yang menopang lengan atas + lengan bawah
dengan kuat yang berfungsi sebagai tulang seperti namanya.
- Ternyata jarinya juga bisa gerak! Bisa genggam batang logam! Tapi masih
ga ditemukan tulang2 mekanis buat diikat ke jari2nya. Malah cuma ada
sarung tangan longgar yang ga tau itu dalamnya kayak apa.
- Kayaknya ga ada baterai atau semacamnya. Anggap deh "sinyal otak" ini beneran berfungsi, tapi itu cuma buat kontrol, bukan sebagai power supply. Nah itu kok bisa hidup? Bisa gerak? Dispenser yang fungsi nya buat panasin air aja masih harus dicolok ke listrik kan?
[lagi]
Saya bukannya gak mendukung kreatifitss, saya cuma nggak mau terbawa eforia tapi ternyata semu. Ini beda sama mobil listrik kmrn, yang itu dia emang punya ilmu di bidang itu, karya nya pun sesuai sama siapa dia sebenernya. Tapi ini terlalu banyak kejanggalan. Lagian teknologi kayak gini udah banyak di luar negeri kok. Tapi kalo ga salah sumber sensornya ke saraf, bukan ke otak.
Gimanapun juga, lengan "robot" ini terlalu fantasi untuk jadi realita. Bahkan kalo boleh jujur, JARVIS nya Iron Man terasa jauh lebih masuk akal, karena JARVIS itu basic teknologinya AI, armor ironman pun berfungsi berdasarkan gerakan tangan si Stark, sensor gerakan di setiap kaki sama tangan untuk nambah kekuatan + daya tahan, tapi roket laser, missile dan segalanya itu emang masih jauh dari logika hahaha (LOL)
Ditambah lagi argumen seorang dokter Arga Aditya :
Hai, saya adalah seorang dokter yg sering menangani masalah stroke dan kelemahan anggota gerak.
Saya sangat setuju dengan pendapat mas Neko Daisuki, teknologi ini sangat HOAX.
Kenapa?
Pertama, proses motorik menggerakan tangan itu merupakan masalah neurologis yg kompleks. Tidak bisa diselesaikan oleh "sensor" seperti itu.
Butuh sensor yang bisa menerima semua sinyal saraf dari berbagai arah seperti halnya pada pemeriksaan EEG.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Electroencephalography
Kedua, alat tersebut adalah exoskeleton.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Powered_exoskeleton
Jika dilihat dari desain alat tersebut, alat tersebut hanya dibuat untuk mengangkat bahu dan lengan saja.
Tetapi pada video ini terlihat jari2 lengannya masih bisa bergerak bebas.
Seharusnya jika lengannya betul lumpuh atau mengalami kelemahan otot, jari2nya juga harusnya mengalami lumpuh atau kelemahan otot, tapi pada kasus ini tidak.
Ketiga, teknologi saat ini yg mendekati alat gerak otomatis adalah adalah i-limb dari Amerika yg bekerja dengan mencari sinyal saraf dari otot, bukan dari otak.
http://www.touchbionics.com/.../active.../i-limb-ultra
Dan juga produk eksobionic yg bekerja menopang tubuh
http://www.eksobionics.com/
Keempat, masalah exoskeleton ini masih sangat diteliti oleh para ilmuwan di seluruh belahan dunia. Riset terakhir adalah pada jurnal medis bulan januari 2016. Selanjutnya bisa dilihat disini.
http://www.engadget.com/.../myo-wearable-controls.../
Semoga informasi ini membantu untuk meluruskan simpang siur yg ada. Tanggapi dengan lapang dada, bukan dengan emosi saling menghujat.
Saya sangat setuju dengan pendapat mas Neko Daisuki, teknologi ini sangat HOAX.
Kenapa?
Pertama, proses motorik menggerakan tangan itu merupakan masalah neurologis yg kompleks. Tidak bisa diselesaikan oleh "sensor" seperti itu.
Butuh sensor yang bisa menerima semua sinyal saraf dari berbagai arah seperti halnya pada pemeriksaan EEG.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Electroencephalography
Kedua, alat tersebut adalah exoskeleton.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Powered_exoskeleton
Jika dilihat dari desain alat tersebut, alat tersebut hanya dibuat untuk mengangkat bahu dan lengan saja.
Tetapi pada video ini terlihat jari2 lengannya masih bisa bergerak bebas.
Seharusnya jika lengannya betul lumpuh atau mengalami kelemahan otot, jari2nya juga harusnya mengalami lumpuh atau kelemahan otot, tapi pada kasus ini tidak.
Ketiga, teknologi saat ini yg mendekati alat gerak otomatis adalah adalah i-limb dari Amerika yg bekerja dengan mencari sinyal saraf dari otot, bukan dari otak.
http://www.touchbionics.com/.../active.../i-limb-ultra
Dan juga produk eksobionic yg bekerja menopang tubuh
http://www.eksobionics.com/
Keempat, masalah exoskeleton ini masih sangat diteliti oleh para ilmuwan di seluruh belahan dunia. Riset terakhir adalah pada jurnal medis bulan januari 2016. Selanjutnya bisa dilihat disini.
http://www.engadget.com/.../myo-wearable-controls.../
Semoga informasi ini membantu untuk meluruskan simpang siur yg ada. Tanggapi dengan lapang dada, bukan dengan emosi saling menghujat.
Tidak percaya dengan argumen-arggumen tersebut? silahkan coba sendiri Robot Iron Man tersebut, hehee
sumber
sumber
No comments:
Write comments