Kalau ada band dari luar yang tidak laku atau kesulitan membangun
basis penggemar yang kuat di negara dan daerah asal mereka, bagaimana
kiranya mereka bisa bertahan?
Salah satu caranya mungkin bisa dengan pergi ribuan mil jauhnya ke
sebuah negeri yang penduduknya begitu terobsesi dengan segala sesuatu
yang berbau luar negeri.
Band elektro rock asal Inggris, Arkarna, yang digawangi oleh Ollie
Jacobs sebagai vokalis dan Matt Hart sebagai gitaris, adalah contoh
sempurna bagaimana sebuah band yang tidak laku bisa mendapatkan
kesempatan kedua untuk meningkatkan karir dengan cara menjual musik
mereka ke sebuah negara yang begitu mendambakan adanya pengakuan dari
pihak luar.
Arkarna, sejak dibentuk di pertengahan dekade 90-an, hanya berhasil
menelurkan tiga buah album – Fresh Meat di tahun 1997, The Family Album
di 2001 dan sebuah album independen yang dibagikan secara gratisan,
Music Is My Theraphy, di 2013.
Pada awalnya, band ini menikmati kesuksesan yang lumayan. Album
debutnya dirilis di Amerika Serikat dan dua lagu dari album ini – House
on Fire dan Eat Me – secara rutin diputar di radio-radio.
Akan tetapi, setelah kesuksesan yang lumayan di tahun 1997 tadi,
Arkarna seakan-akan menghilang ditelan bumi dan tidak pernah berhasil
mengembangkan karir mereka sebagai band lagi. Pada tahun 2014, secara
tiba-tiba Arkarna bisa menemukan sebuah ceruk pasar yang cukup unik bagi
mereka untuk menata kembali karirnya di sebuah negeri yang jauh dari
Inggris. Negeri itu bernama Indonesia.
Arkarna, yang anggotanya sama sekali tidak punya hak pilih dalam
pemilihan presiden Indonesia di tahun 2014, tiba-tiba mengeluarkan
pernyataan dukungan terhadap Joko Widodo, yang pada waktu itu merupakan
salah satu calon presiden, di saluran sosial media milik mereka.
Pernyataan dari Arkarna ini langsung menyebar secara viral di
kalangan pemilih Indonesia. Para pemilih ini, yang kebanyakan tidak
pernah tahu atau mendengar sebuah band bernama Arkarna, tiba-tiba
menjadi tergila-gila dengan Ollie dan Matt.
Apa yang Arkarna lakukan pada waktu itu adalah jodoh atau pasangan
yang tepat bagi penyakit budaya yang masih diderita sebagian besar
penduduk Indonesia. Penyakit yang sering disebut-sebut oleh almarhum
wakil presiden pertama Muhammad Hatta ini bernama mental inlander.
Mental inlander adalah sebuah perasaan rendah diri yang terdapat di
sebagian besar bangsa Indonesia. Bagi orang-orang yang menderita mental
inlander ini, segala sesuatu yang berbau luar negeri pasti lebih unggul
dan berkelas.
Mental inlander ini pula yang menyebabkan begitu banyak penduduk
Indonesia bergembira ria ketika mendengar Presiden Barack Obama
menyatakan kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia seperti “apa kabar”
dan “saya suka nasi goreng”.
Jadi, tidaklah mengherankan ketika Arkarna mengeluarkan pernyataan
tentang Joko Widodo, langsung banyak orang-orang bermental inlander
mengalami gegar budaya dan tiba-tiba menjadikan diri mereka sebagai fans
dari band tidak laku asal Inggris ini.
Arkarna tentunya tidak membuang waktu untuk memanfaatkan momentum
ini. Sekitar satu tahun sejak kemenangan Joko Widodo, Arkarna kembali
membuat sebuah publicity stunt yang benar-benar cocok untuk mengisi dahaga kenorakan para inlander di Indonesia.
Dalam rangka peringatan Indonesia yang ke-70, Arkarna mengkover lagu
Kebyar-Kebyar karya almarhum Gombloh dan mereka menyanyikannya dalam
bahasa Indonesia.
“Saya suka orang-orang Indonesia….Mereka sangat ramah,” kata Ollie
dalam event peluncuran lagu Kebyar-Kebyar versi Arkarna baru-baru ini.
Alasan itulah, menurut Ollie, yang membuat dia dan Matt mau mengkover
lagu karya Gombloh.
Matt kemudian menambahkan bahwa sebagai band, mereka sepenuhnya sadar
akan kadar kecintaan bangsa Indonesia ini kepada segala sesuatu yang
berbau luar negeri.
“Kita sadar kalau artis internasional itu dilihat dengan persepsi
yang sangat positif di sini. Akan tetapi, saya melihat belum banyak
artis internasional lain yang bisa menggunakan persepsi positif itu
dengan optimal,” kata Matt.
Secara bisnis, oleh sebab itu, tidak mengherankan sebenarnya kalau
Arkarna sangat menyukai orang-orang Indonesia. Orang-orang Indonesia ini
sangat mencintai segala sesuatu yang berasal dari luar negeri sehingga
mereka akan membeli apapun yang berbau-bau luar negeri walaupun
produknya medioker.
Bukti kecintaan ini terbukti dari statistik single Kebyar-Kebyar
versi Arkarna di Youtube. Dalam waktu kurang dari 24 jam, Arkarna
berhasil mengumpulkan 150,000 views di Youtube. Hal yang sama sekali
tidak buruk buat sebuah band yang butuh lebih dari 10 tahun untuk
memproduksi album baru.
Dari komentar-komentar di Youtube pun terlihat bagaimana antusiasnya
warga Indonesia terhadap versi Kebyar-Kebyar dari Arkarna ini walaupun
lagu yang nuansanya penuh dengan epos ini terdegradasi habis-habisan.
Kebyar-Kebyar, sebuah lagu yang penuh bernafaskan semangat, di tangan
Arkarna berubah menjadi semacam lagu menye-menye yang hanya cocok
dinyanyikan di lomba karaoke.
Ollie menghabiskan waktu sekitar 10 bulan lamanya untuk belajar
bagaimana melafalkan lagunya dengan benar. Usahanya harus diacungi
jempol tapi sayangnya, hasil akhirnya benar-benar hancur. Ollie
terdengar seperti kucing sekarat yang sudah putus asa melafalkan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar sehingga hampir di sebagian besar lagu,
yang kita dengar dari dia hanyalah sekumpulan gumaman yang disampaikan
dengan vokal melengking tinggi.
Di dalam video klip, kita juga bisa melihat bagaimana Ollie dan Matt
bertindak sebagai dirigen memimpin paduan suara sebuah SMA di Jakarta.
Adegan ini mengingatkan pada kisah bagaimana dulu tuan dan puan dari
Belanda memimpin orkes bangsa melayu di Indonesia ini untuk menyanyikan
lagu kebangsaan Belanda.
Klip itu juga menunjukkan bagaimana murid-murid SMA, layaknya
inlander yang paling murni, dengan antusias mengambil selfie dengan
Ollie dan Matt. Para inlander dari dulu sampai sekarang memang memiliki
semacam obsesi untuk berfoto bersama orang-orang kulit putih asal eropa.
Buat para inlander ini, semua bule adalah superstars.
Fakta bahwa Arkarna telah merusak lagu Kebyar-Kebyar dari Gombloh dan
juga videonya secara terang-terangan menunjukkan inferioritas bangsa
Indonesia bukanlah masalah bagi para inlander.
Yang penting adalah Arkarna itu terdiri dari dua orang Inggris yang
menyanyikan lagu bahasa Indonesia dan buat para inlander yang rendah
diri tapi haus pengakuan, mana ada sih yang lebih keren dari ini?
sumber
sumber
Arkana emang udah redup ya di negara asalnya.
ReplyDeletejasa desain arsitek rumah minimalis modern 1 dan 2 lantai terbaik dan terpercaya di jakarta ya arsitek rumahan
Thx