Beberapa waktu lalu jagad sepak bola Indonesia dikejutkan dengan Bayangkara Fc. Pasalnya tim milik Polisi tersebut berhasil menjadi juara pada kompetisi Liga 1.Tentu sebuah pencapaian yang luar biasa untuk kesebelasan yang baru terbentuk beberapa tahun ini.
Dalam sejarah panjang liga Indonesia ada banyak tim bisa berjaya seperti Bayangkara. Malah bisa dikatakan lebih dahsyat lagi prestasinya. Tetapi club tersebut kini sudah menjadi kenangan. Karena berbagai alasan dari mulai financial sampai keributan dalam tubuh tim. Lantas kesebelasan mana yang pernah berjaya tetapi sekarang punah? Simak ulasan-nya berikut.
Dalam sejarah panjang liga Indonesia ada banyak tim bisa berjaya seperti Bayangkara. Malah bisa dikatakan lebih dahsyat lagi prestasinya. Tetapi club tersebut kini sudah menjadi kenangan. Karena berbagai alasan dari mulai financial sampai keributan dalam tubuh tim. Lantas kesebelasan mana yang pernah berjaya tetapi sekarang punah? Simak ulasan-nya berikut.
Quote:
1. Warna Agung
Bagi penikmat sepak bola zaman old tahun 70an-90an. Tentu tidak asing dengan tim yang dimiliki pengusaha Beny Mulyono ini. Warna Agung yang pada waktu itu merupakan kesebelasan yang paling disegani. Karena banyak pemain top dan timnas bermain pada club ini. Mulai dari Risdianto, Roby Binur, Ronny Pattinasarani, Simson Rumah pasal, sampai Rully Nere. Penggabungan mereka menjadikan kesebelasan ini sangat hebat.
Prestasi dari tim ini adalah mampu menjadi juara pada edisi perdana Liga Galatama. Hal tersebut tentu semakin melambungkan nama Warna Agung. Tetapi tuhan memiliki cerita lain yang menjadikan perjalanan tim ini tidaklah lama, karena beberapa tahun kemudian mereka mengalami masalah internal. Yang membuat tim ini semakin terpuruk dan pada akhirnya menghilang tidak berkompetisi lagi.
Prestasi dari tim ini adalah mampu menjadi juara pada edisi perdana Liga Galatama. Hal tersebut tentu semakin melambungkan nama Warna Agung. Tetapi tuhan memiliki cerita lain yang menjadikan perjalanan tim ini tidaklah lama, karena beberapa tahun kemudian mereka mengalami masalah internal. Yang membuat tim ini semakin terpuruk dan pada akhirnya menghilang tidak berkompetisi lagi.
Quote:
2. Krama Yudha Tiga Berlian
Nama Sriwijaya FC tentu bukan nama yang asing untuk para pencinta sepak bola tanah air. Pasalnya tim tersebut merupakan salah club bola yang disegani di negeri ini. Jauh sebelum nama tersebut melambung ada KTB (Krama Yudha Tiga Berlian) yang aksinya juga tidak kalah hebat. Hanya membutuhkan waktu 2 tahun bagi mereka untuk merebut gelar juara dengan mengalahkan Arseto pada partai final.
Dengan berhasil menjadi juara liga Galatama sebanyak 2 kali pada tahun 1985 dan 1986. Prestasi tim tersebut tidak terlepas dari aksi gemilang penyerangnya Bambang Nurdiansyah yang berhasil menjadi Top Skor pada tahun tersebut. Sayang tim yang seharusnya dapat tetap berlaga ini harus mengahkiri perjalanannya. Karena masalah keuangan membuat mereka harus bubar pada tahun 1991/1992.
Dengan berhasil menjadi juara liga Galatama sebanyak 2 kali pada tahun 1985 dan 1986. Prestasi tim tersebut tidak terlepas dari aksi gemilang penyerangnya Bambang Nurdiansyah yang berhasil menjadi Top Skor pada tahun tersebut. Sayang tim yang seharusnya dapat tetap berlaga ini harus mengahkiri perjalanannya. Karena masalah keuangan membuat mereka harus bubar pada tahun 1991/1992.
Quote:
3. Arseto Solo
Si biru langit demikian lah julukan team sepak bola asal Solo ini. Arseto merupakan tim yang didirikan oleh putra Presiden Suharto (Ari Sigit Haryodanto). Awalnya markas dari club ini adalah Jakarta lalu pindah ke Solo pada tahun 1983. Kepindahan ke Solo bagai memberikan keberuntungan, karena pada tahun 1992 mereka berhasil menjadi juara kompetisi sepak bola Galatama.
Diwaktu kejayaanya Arseto tentu team yang sulit dikalahkan oleh lawanya pada Liga Galatama. Setahun setelah itu, mampu menjadi juara pada pertandingan Antarklub Asean. Sayangnya, romantisme Arseto dan warga Solo tidak berjalan dalam waktu yang lama. Pemberhentian liga 1997 akibat kerusuhan membuat kesebelasan tersebut bubar pada tahun 1998.
Diwaktu kejayaanya Arseto tentu team yang sulit dikalahkan oleh lawanya pada Liga Galatama. Setahun setelah itu, mampu menjadi juara pada pertandingan Antarklub Asean. Sayangnya, romantisme Arseto dan warga Solo tidak berjalan dalam waktu yang lama. Pemberhentian liga 1997 akibat kerusuhan membuat kesebelasan tersebut bubar pada tahun 1998.
Quote:
4. Niac Mitra
Niac Mitra merupakan tim kumpulan para karyawan yang ada di Surabaya. Tapi mereka sanggup membuktikan diri lewat gelar juara Galatama 3 kali pada tahun 1981, 1982, 1988. Kehebatan mereka juga sempat dirasakan oleh Arsenal. Bertajuk pertandingan persahabatan tim Eropa tersebut dibuat tidak berdaya dengan skor 2-0. Hal tersebut menjadikan pamor team ini terus melambung sampai menyaingi Persebaya.
Seperti beberapa club tadi Niac Mitra pun harus mengakhiri perjalanannya meskipun bukan karena masalah keuangan. Lebih disebabkan adanya perbedaan pendapat dengan PSSI. Diketahui pada waktu itu pemilik club yaitu Wenas tidak menyetujui aturan dari induk sepak bola tersebut, yang melakukan peleburan Divisi 1 dengan Divisi 2. Menurutnya aturan tersebut merupakan langkah yang salah dan akhirnya pada tahun 1991 tim memutuskan bubar.
Seperti beberapa club tadi Niac Mitra pun harus mengakhiri perjalanannya meskipun bukan karena masalah keuangan. Lebih disebabkan adanya perbedaan pendapat dengan PSSI. Diketahui pada waktu itu pemilik club yaitu Wenas tidak menyetujui aturan dari induk sepak bola tersebut, yang melakukan peleburan Divisi 1 dengan Divisi 2. Menurutnya aturan tersebut merupakan langkah yang salah dan akhirnya pada tahun 1991 tim memutuskan bubar.
Semangat berprestasi tentu bukan hal yang dapat menunjang team bola tetap bertahan. Dibutuhkan banyak elemen, dari mulai keuangan, pengelolaan manajemen sampai kompetisi yang baik agar mampu bertahan pada kejuaraan sepak bola di negeri ini. Meskipun saat ini kita hanya bisa mengenang mereka tetapi banyak pelajaran yang sanggup dipetik untuk persepakbolaan Indonesia lebih baik lagi.
No comments:
Write comments