Wednesday, March 7, 2018

Inilah yang Dilakukan Otak Ketika Kita Tak Sadarkan Diri

Pernah gak sih kepo kalo kita tidur otak kita ngapain? 

Atau gimana kalo kita pas pingsan?

Daripada penasaran, cus langsung aja disimak



Otak Yang Aktif

Inilah Yang Dilakukan Otak Ketika Kita Tak Sadarkan Diri

Rainer Fuhrmann /Shutterstock

Tiga studi baru dari Center for Consciousness Science, University of Michigan di Amerika Serikat, telah menemukan mekanisme jaringan otak mana yang terkena dampak ketika seseorang tidak sadar.

Ketika kita sedang dalam kondisi tidak sadar, otak mengalami ketidakmampuan dalam berkomunikasi. Namun hal ini bukan berarti otak berhenti bekerja.
Baik tidak sadar karena tidur, di bawah pengaruh obat bius, atau kondisi koma, semua berakar pada bagaimana area yang berbeda dalam otak tidak mampu berkomunikasi satu dengan yang lain.

Studi tentang otak dalam kondisi bawah sadar berhasil mengungkapkan bahwa organ vital ini masih aktif, tapi apa yang sebenarnya dilakukan otak masih belum jelas.
Temuan tebaru ini telah diterbitkan di Journal of Neuroscience, Frontiers in Human Neuroscience, dan Trends in Neurosciences.
Para peneliti menyelidiki penurunan aspek spasial (terkait dengan ruang yang meliputi tekstur, bentuk, ukuran, bayangan, pola, situs, dan asosiasi) dan temporal (terkait dengan kondisi benda pada saat perekaman) pengolahan informasi di otak, dan mencari penanda penurunan tersebut.
Dr. George A. Mashour, penulis utama penelitian ini, mengatakan bahwa karya penelitian kali ini adalah hasil dari hipotesis lama mengenai perubahan pada pola transfer informasi di otak selama keadaan tidak sadar.

Pada 2004, Mashour menerbitkan sebuah artikel teoretis yang menunjukkan bahwa proses pembiusan atau anestesi tidak bekerja dengan mematikan fungsi otak, melainkan dengan mengisolasi proses di area tertentu pada otak.
Mashour mengumpamakan gangguan komunikasi dalam otak ini dengan orkestra simfoni yang memanas pada awal sebuah pertunjukan.
Berbagai kelompok pemusik memainkan bagian masing-masing. Namun secara keseluruhan, musik tidak memiliki kohesi dan organisasi tanpa keberadaan konduktor.
Di otak, berbagai daerah atau daerah otak tidak bertindak sebagai satu kesatuan saat orang tidak sadarkan diri. "Agar memiliki pengalaman bersatu dan mulus yang kita nikmati, perlu ada koordinasi dan integrasi antara "pemain" yang berbeda," kata Mashour kepada Newsweek (2/3).

Dalam studi yang dipublikasikan di Journal of Neuroscience, tim peneliti memeriksa berbagai area otak selama pasien tidak sadarkan diri.
Mashour dan rekan-rekannya memantau aliran darah di jaringan saraf tertentu menggunakan pemindaian MRI fungsional. Membandingkan pengukuran pada 23 pasien yang diberi obat penenang, menjalani anestesi bedah, atau dalam keadaan vegetatif (kondisi sadar secara parsial).

Secara khusus para peneliti melihat periode waktu di seluruh wilayah otak saat mereka mengkoordinasikan informasi yang masuk. Apa yang mereka temukan menunjukkan bahwa beberapa daerah tampaknya lebih banyak berbicara kepada diri mereka sendiri karena periode waktu komunikasi merenggang.



Menurut Penelitian..

Dr. Anthony Hudetz, penulis senior penelitian tersebut, mengemukakan bahwa berbagai area otak yang berkomunikasi satu sama lain tidak sinkron bila pasien tidak sadar. Pada tahap awal tidak sadarkan diri, pengolahan informasi membutuhkan waktu lebih lama dan area otak yang terbatas menjadi lebih dekat terhubung, yang dapat mengurangi kemampuan otak untuk terhubung dengan area yang jauh.

Sedangkan dalam studi yang dipublikasikan di Frontiers in Human Neuroscience, para peneliti menyelidiki kemampuan otak untuk mengintegrasikan informasi.

"Kami mengambil tugas komputasi yang sangat rumit untuk mengukur integrasi informasi di otak dan memecahnya menjadi tugas yang lebih mudah dikelola," kata UnCheol Lee, penulis senior dalam penelitian ini.
"Kami berhasil menunjukkan bahwa saat otak menjadi lebih terbagi-bagi dan memiliki percakapan lokal lebih banyak, ukuran integrasi informasi mulai berkurang. Intinya, kita melihat bagaimana fragmentasi jaringan otak terjadi dan bagaimana mengukur fragmentasi itu, yang memberi kita indikasi mengapa kita kehilangan kesadaran. "

Lalu dalam studi yang dipublikasikan di Trends in Neurosciences, para peneliti menganalisis ketidaksadaran di tiga kondisi yang berbeda: fisiologis, farmakologis, dan patologis.
Temuan penelitian menunjukkan adanya gangguan konektivitas di otak dan modularitas yang lebih besar selama keadaan tidak sadar. Gangguan ini menghambat transfer informasi yang efisien yang dibutuhkan selama kesadaran.

Meskipun masih menyisakan banyak pertanyaan yang tidak terjawab, studi terbaru tersebut menunjukkan bagaimana kesadaran muncul dari otak yang sehat. Temuan tersebut bisa membantu kita membedakan secara lebih baik ketika pasien yang tidak responsif namun masih memiliki kesadaran.
Mengetahui lebih banyak tentang proses yang membuat kita terjaga dan sadar suatu hari bisa membantu ketika memecahkan salah satu fungsi otak yang paling membingungkan yaitu perihal kesadaran.
Tim peneliti kini akan mencari cara untuk mengukur intensitas anestesi di ruang operasi dan akan mengevaluasi kesadaran pada orang-orang yang mengalami strok atau kerusakan otak.


SUMUR: 
Beritagar.id

No comments:
Write comments

Artikel Menarik Lainnya

loading...