Saturday, March 10, 2018

Kenapa Konten Digital di Indonesia Beda Sama Luar Negeri?

Kenapa Konten Digital di Indonesia Beda Sama Luar Negeri?

Indonesia termasuk salah satu pengguna internet terbesar di seluruh dunia. Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, lebih dari 50 persen populasi penduduk Indonesia sudah terhubungan jaringan internet sepanjang 2017. Artinya, sebagai besar masyarakat Indonesia suka mengkonsumsi segala macam konten yang ada di digital, baik itu konten lokal maupun konten dari luar negeri. Namun, harus diakui ada perbedaan yang cukup signifikan antara konten buatan Indonesia dengan buatan luar negeri. Kenapa bisa seperti itu? Mungkin inilah 5 alasannya.

1. Komentar Pedas Para Netizen Sering "Menyetir" Para Content Creator

Kenapa Konten Digital  di Indonesia Beda Sama Luar Negeri?

Netizen di Indonesia itu juara satu banget kalau dalam hal memberikan komentar. Pemikiran mereka benar-benar beraneka ragam. Mulai dari yang memuji, pedas membangun, pedas menggurui, sampai marah-marah menghina. The power of netizen bisa sampai membuat content creator mengganti/ menghapus/ meminta maaf untuk content yang dibuat. Secara gak sadar, netizenlah yang "mengatur" konten apa yang layak dan tidak layak naik.


2. Kultur Budaya yang Sangat Kental

Kenapa Konten Digital di Indonesia Beda Sama Luar Negeri?

Dunia digital itu belum memiliki peraturan yang benar-benar jelas, seperti konten apa yang boleh dan tidak boleh dipost. Jadi artinya, orang benar-benar bebas mengekspresikan diri mereka di internet. Namun, karena Indonesia masih menganut budaya Timur yang sangat kental dengan adat istiadat dan budaya, secara gak langsung, konten-konten digital yang ada harus "lolos" dari peraturan (tertulis maupun tidak tertulis) yang ada.


3. Selera Mayoritas Netizen yang Menentukan

Kenapa Konten Digital di Indonesia Beda Sama Luar Negeri?

Mau sebagus apapun kontennya, tapi kalau sedikit yang like, view dan share percuma aja karena hal ini akan berhubungan dengan berapa banyak brand yang akan endorse pembuatnya. Namanya content creator tetap membutuhkan uang untuk meneruskan karya-karya mereka. Nah mungkin nih, selera mayoritas netizen di Indonesia memang belum bisa menyaingi selera orang-orang di luar sana?


4. Mayoritas Netizen Belum Se-Open Minded Itu

Kenapa Konten Digital di Indonesia Beda Sama Luar Negeri?

Untuk menerima perbedaan memang tidak mudah. Perlu proses yang panjang dan dimulai sejak dini. Agak disayangkan, untuk konten-konten tertentu, netizen cenderung nge-judge orang-orang yang punya sudut pandang berbeda dengan dirinya. Bahkan, beberapa kasusnya sampai menjadi cyber bullying.


5. Konsistensi dan Orisinalitas yang Dipertanyakan

Kenapa Konten Digital di Indonesia Beda Sama Luar Negeri?

Banyak kasusnya, konten kreator hanya membuat beberapa mahakarya yang benar-benar orisinil. Setelah itu, mereka "mencontek" creator lain karena mengejar deadline dan setoran.


Dari luar sih keliatannya content creator itu gampang dan potensial menjadi orang (sangat) kaya. Realitanya, butuh waktu dan pengorbanan. Konten kreator harus mempunyai konsistensi dan orisinalitas yang kuat. Sedangkan masyarakat harus belajar menerima perbedaan yang ada, jangan langsung nge-judge. Mulai sekarang, yuk coba belajar membuat konten-konten bagus (baca: menghibur atau menginspirasi) di aplikasi-aplikasi yang tersedia.

Mari buat konten digital Indonesia semakin kaya dan sehat!

No comments:
Write comments

Artikel Menarik Lainnya

loading...