Monday, March 19, 2018

Ras Hanyalah label yang Dibuat Manusia

RAS adalah label yang dibuat-buat


Isu tentang ras memang masih menjadi isu yang belum tuntas hingga saat ini. Diskriminasi ras berdasarkan perbedaan warna kulit dilakukan selama beratus-ratus tahun. Sejarah mencatat banyak sekali menyeramkan yang terjadi hanya karena anggapan bahwa salah satu ras lebih inferior dibandingkan ras lainnya. Namun, dilansir dari National Geographic, sebenarnya tidak ada basis saintifik mengenai ras. DNA telah membuktikan bahwa apapun warna kulit kita, kita semua memiliki leluhur dari afrika. Ras adalah label yang dibuat-buat oleh masyarakat.


RAS adalah label yang dibuat-buat


Pada paruh pertama abad ke 19, salah satu ilmuwan terkenal asal Amerika Serikat bernama Samuel Morton mengumpulkan tengkorak-tengkorak kepala manusia. Dia tidak pilih-pilih darimana tengkorak itu berasal, dia menerima tengkorak yang dipungut dari medan perang maupun yang dicuri dari kuburan. Morton percaya bahwa manusia bisa dikelompokkan dalam 5 ras dan masing-masing mewakili proses penciptaan yang berbeda. Ras-ras tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, yang dipercaya olehnya berhubungan dengan hirarki mereka yang ditentukan sang pencipta. Morton mengklaim bahwa "Caucasian"(Ras berkulit putih) adalah yang paling tinggi tingkat intelejensinya dibandingkan ras-ras yang lain. "Mongolian"(Orang Asia Timur) ada satu tingkat dibawahnya. Lalu orang Asia Tenggara dan diikuti penduduk asli Amerika(Suku Maya, Aztek, dll). "Eithiopian" atau ras kulit hitam diletakkan di paling bawah. Sepelum terjadinya perang sipil, gagasan Morton ini digunakan oleh para pendukung perbudakan.


Sekarang, Morton dikenal sebagai bapak rasisme saintifik. Begitu banyak hal-hal menyeramkan yang terjadi karena gagasan bahwa salah satu ras lebih inferior dibandingkan ras yang lain. Bahkan, dalam beberapa tingkatan, kita masih hidup dalam peninggalan Morton. Pembedaan ras berlanjut dalam mempengaruhi politik, lingkungan, serta pandangan kita terhadap diri sendiri. 


Inilah yang terjadi, walaupun sebenarnya sains menunjukkan kebalikan dari apa yang Morton katakan. Sains memandangmu dari DNA, masyarakat sekitar memandangmu dari warna kulitmu.


RAS adalah label yang dibuat-buat


Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian tentang genetik mengungkapkan dua kenyataan yang mendalam tentang manusia. Pertama, adalah bahwa semua manusia bersaudara dengan sangat dekat, lebih dekat ketimbang semua simpanse walaupun manusia memiliki jumlah populasi yang lebih banyak di seluruh dunia saat ini. Yang kedua, penelitian tentang genetik juga menunjukkan bahwa nyatanya, semua manusia yang hidup hingga saat ini adalah Bangsa Afrika. Semua non-afrika yang hidup saat ini, menurut genetika, merupakan keturunan dari beberapa ribu orang yang meninggalkan Afrika 60 ribu tahun yang lalu.


RAS adalah label yang dibuat-buat


Peta diatas merupakan peta migrasi manusia dari Afrika. Manusia di luar Afrika, paling berkerabat dekat dengan orang-orang yang tinggal di Afrika Timur, termasuk Hadza di Tanzania. Karena hanya berasal dari sebagian kecil populasi afrika, mereka hanya memiliki sebagian kecil keanekaragaman genetik orang Afrika. Faktanya, gen di Afrika jauh lebih beraneka ragam dibandingkan dengan gen di seluruh benua lain digabungkan.


"That race is a human construction doesn't mean that we don't fall into different groups or there's no variation, But if we made racial categories up, maybe we can make new categories that function better."
-Anita Foeman,


Jadi, pada intinya ras itu gaada gan. Itu hanyalah hal yang dibuat-buat untuk memecah belah kita semua. Pada faktanya, kita semua adalah keturunan Afrika. Mulai sekarang, kita harus berhenti membeda-bedakan ras ye gan.

Kalo ente masih gak percaya kalo kita gak punya ras, coba bandingkan dua wanita kecil ini. Mereka adalah kembar yang lahir dari ayah berkulit hitam dan ibu berkulit putih. Salah satu dari mereka berkulit putih, dan yang satunya lagi berkulit hitam. Mereka ras apa? Nah, bingung kan gan?

RAS adalah label yang dibuat-buat



SUMUR
https://www.nationalgeographic.com/m...cience-africa/
https://www.nationalgeographic.com/m...acism-history/
https://www.nationalgeographic.com/m...k-white-biggs/

No comments:
Write comments

Artikel Menarik Lainnya

loading...