Monday, April 2, 2018

Bumi Datar atau Bundar?

Bumi mau Datar ato Bundar, yang Penting Kita Tak Terpeleset di Atasnya

Semula saya pikir polemik tentang bentuk bumi, apakah ia datar atau bundar, hanyalah masalah Sains Klasik yang pertama kali digagas oleh Galileo, 385 tahun silam. Namun ternyata, masalah ini adalah persoalan kontemporer, yang sekarang marak lagi diperdebatkan oleh berbagai kalangan, baik awam, ilmuan maupun agamawan. Bahkan sampai dibawa-bawa ke ranah politik, sehingga melahirkan dua kelompok besar umat manusia, yaitu kubu Bumi Datar dan Bumi Bulat.

Dikutip dari detik.com, "Kaum Bumi Datar" adalah olok-olok politik yang belakangan ini sering terdengar, ternyata sudah ada hampir 200 tahun yang lalu. Sebutan "Kaum Bumi Datar" hampir setiap hari memenuhi media sosial, dan media online lainnya. Istilah ini kerapkali ditujukan kepada masyarakat yang dianggap berseberangan dengan pemerintah.

Detik.com menelusuri sejarah aliran Bumi Datar dari tahun ke tahun sebagai berikut:

1. Tahun 1849
Sejak awal, manusia menduga Bumi itu datar, sampai akhirnya peradaban Yunani Kuno menemukan cara untuk memastikan Bumi itu bulat. Ilmuwan muslim Al Biruni menjadi orang yang menemukan cara menghitung keliling bulat Bumi. Namun lagi lagi pendapat ini dibantah oleh Samuel Rowbotham. Pada 1849 dia menyebarkan pamflet berjudul Zetetic Astronomy yang berpendapat Bumi itu datar.

2. Tahun 1956
Sepeninggal Rowbitham, popularitas teori Bumi Datar sempat memudar. Lalu diangkat lagi oleh Samuel Shenton pada 1956 dengan mendirikan International Flat Earth Society di Dover, Inggris. Teori ini kembali memudar setelah peluncuran satelit Sputnik dari Uni Sovyet dan Apollo dari Amerika, yang memotret bumi dari luar angkasa, di mana Bumi terlihat berbentuk bulat.

3. Tahun 2004
Pada tahun 2004, Daniel Shenton mendirikan Flat Earth Society internasional yang berbasis di Inggris, sehingga teori Flat Earth kembali mencuat ke pemukaan. Bersamaan dengan perkembangan Internet, Shenton diuntungkan dengan teori Flat Earth yang ditulisnya di situs internet, dan ditayankan melalui Youtube. Tahun 2016, teori ini mewabah hingga ke Indonesia.

4. Tahun 2017
Pada awal 2017, istilah "Bumi Datar" mulai berubah menjadi olok-olok politik. Hal ini disebabkan kondisi panasnya Pilkada Gubernur DKI Jakarta.

Tulisan Denny Siregar dengan berjudul "Suatu Hari di Bumi Datar", pada tanggal 13 Januari 2017, dianggap sebagai awal "Bumi Datar" resmi jadi label politik.
********
Menurut kumparan.com., pada bulan Juni 1633, astronom dan filsuf Italia, Galileo Galileo, diajukan ke Pengadilan Gereja Italia karena dianggap merusak iman, karena keyakinannya bahwa bumi itu bulat dan mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya. Gereja saat itu memercayai bumi ialah Datar, dan merupakan pusat alam semesta. Maka Galileo dijebloskan ke tahanan rumah seumur hidupnya.

Pemimpin Gereja Katolik, Paus Yohanes Paulus II, menyatakan Galileo bersalah. Namun pada tahun 2008, Paus Benediktus XVI, mengumumkan bahwa Gereja Katolik Roma merehabilitasi nama Galileo sebagai ilmuwan. Galileo tak bersalah. Bumi itu Bulat.
******
Saat ini ramai perdebatan di jagat maya tentang apakah bumi bulat atau datar? Bumi yang menjadi tempat kita berpijak ini diperdebatkan bentuknya dalam debat kusir. Lalu sebenarnya apa sih yang mereka perdebatkan, dan apa untungnya?

Saya pribadi tak pernah tertarik membahas apalagi ikut diskusi masalah ini. Solusi yang berikan adalah:

1. Jika Bentuk Bumi Adalah Keimanan
Bagi yang meyakini bahwa masalah bentuk bumi adalah bagian dari ajaran agama dan kesempurnaan iman, maka seyogyanya tanyakan kepada ahli masing-masing agama, apa bentuk bumi yang sebenarnya menurut Kitab Suci. Pegang pendapat mereka sebagai keyakinan yang hakiki.

2. Jika Bentuk Bumi Hanyalah Sains
Buat yang menganggap bentuk bumi hanyalah sains, ilmu pengetahuan, tanyalah ilmuwan yang berkompeten. Apa dan bagaimana bentuk bumi itu. Anda boleh percaya atau tidak dengan apa yang mereka katakan, sebab ini hanya masalah dunia dan ilmu pengetahuan yang bersifat relatif, tidak mutlak kebenarannya.

Jadi, mulai sekarang berhentilah berdebat masalah bentuk bumi. Jangan sampai kita terpeleset atau dipelesetkan oleh bumi yang kita pijak ini, gegara kita selalu memperdebatkannya.
Bumi mau Datar ato Bundar, yang Penting Kita Tak Terpeleset di Atasnya
Berjalanlah dengan lurus di permukaannya, dan berdiskusilah, bagaimana cara memakmurkan dan melestarikan bumi ini, ketimbang memperdebatkan bentuknya.
******


Referensi
detik.com
Kumparan.com

No comments:
Write comments

Artikel Menarik Lainnya

loading...