Sebuah perusahaan perwalian di Auckland, New Zealand bernama Perpetual Guardian sedang mencoba hal baru dalam hal hari kerja karyawannya. Mereka mengurangi hari kerja karyawannya dari 5 hari seminggu menjadi 4 hari seminggu dan tetap membayar mereka selayaknya bekerja 5 hari seminggu. Para karyawan mengatakan, hari-hari mereka menjadi lebih produktif.
Pada long weekend pertama percobaan dengan bekerja hanya 4 hari dalam seminggu, Kristen Taylor sedikit khawatir. Layaknya badai pekerjaan rumah, dia mencuci baju-bajunya, menyiangi kebunnya, membersihkan jendela-jendela di rumahnya, hingga memotong rerumputan di rumahnya.
Sungguh menyenangkan menghabiskan waktu tambahan bersama buah hatinya yang berusia 21 bulan, tetapi pada akhir hari ketiga ia merasa hancur.
"Sebenarnya aku merasa hari itu begitu sulit. Aku merasa compang-camping melakukannya," kata Taylor, yang merupakan orangtua tunggal sambil tertawa. "Saya belum memprogramkan rutinitas tersebut ke dalam hidup saya. Kupikir: Aku tidak tau kapan salah satu dari itu akan datang, aku merasa lebih baik semuanya kukerjakan hingga selesai. Aku tidak merasa aku melakukannya dengan baik. Tapi persetan, hari itu merupakan hari yang produktif!"
Taylor adalah satu dari 200 pekerja di New Zealand, yang sudah 3 minggu menjalani percobaan panjang 6 minggu yang bisa memiliki implikasi yang mendalam terhadap masa depan tenaga kerja. Para pekerja bekerja 4 hari namun tetap dibayar layaknya bekerja 5 hari.
Eksperimen ini dilakukan sejak awal Maret kemarin, dan akan berakhir pada Pertengahan April mendatang. Setelah itu, data produktivitas akan dikumpulkan dan dianalisa. Para pekerja akan diberitahu apakah rutinitas baru tersebut akan benar-benar diimplementasikan secara full-time atau tidak pada Juli nanti.
Masyarakat New Zealand rata-rata bekerja selama 1.752 jam dalam setahun, membuat mereka dekat dengan rata-rata dibandingkan dengan rekan kerja mereka di OECD. Jerman jadi negara dengan jam kerja tahunan paling sedikit, diikuti oleh Denmark, Norwegia, dan Belanda. Sedangkan Meksiko, Korea, dan Kosta Rika menjadi negara dengan jam kerja paling tinggi.
Luxemberg adalah negara paling produktif di dunia, walaupun rata-rata jam kerjanya hanya 29 jam per minggu.
Sebagai gambaran, Jerman dilaporkan memiliki jam kerja selama 1.363 jam per tahun, Luxemburg 1.703 jam per tahun, sedangkan Meksiko 2.225 jam per tahun.
Namun perlu dicatat, bahwa 4 hari kerja tidak mengurangi pekerjaan yang harus dilakukan, hanya mengurangi jamnya saja. Para pekerja tetap perlu mengerjakan semua yang biasanya mereka kerjakan dalam 5 hari kerja.
Jadi kita tunggu aje gan hasilnya bulan Juli nanti, apakah bener kerja 4 kali seminggu lebih produktif daripada 5 kali seminggu. Katanya sih hasil percobaan tersebut bisa diakses oleh perusahaan-perusahaan yang tertarik gan
Kalo ternyata bener, moga aja bisa langsung diterapin di Indonesia yee.
SUMUR
https://www.theguardian.com/world/20...-four-day-week
https://www.channelnewsasia.com/news...k-week-9943308
https://www.theguardian.com/world/20...w-shorter-week
No comments:
Write comments