Dalam beberapa bulan ini, nama pemerhati anak Seto Mulyadi menjadi topik hangat di antara khalayak internet. Namun, perbincangan soal Kak Seto ini bukan karena perjuangannya yang tak henti membela hak-hak anak di tengah ganasnya globalisasi dan perkembangan teknologi. Malah, Kak Seto dijadikan bahan meme internet!
Sering kita melihat berbagai macam screenshot dari Facebook atau Twitter yang menampilkan akun milik Kak Seto melontarkan komentar lucu namun kadang agak kasar. Misalnya saja ada komentar Kak Seto menyikapi kelakuan anak-anak masa kini dengan kalimat "Ada-ada saja kids jaman now," atau parahnya ada lagi komentar Kak Seto yang bakal men-sliding tackle kepala anak-anak yang sudah kelewatan nakalnya. Di samping itu, masih banyak lagi screenshot komentar nirfaedah lainnya yang dilontarkan oleh "Kak Seto."
Ditemui oleh tim Popcon Asia, Kak Seto akhirnya angkat bicara soal meme yang melibatkan dirinya itu. "Saya terus terang tidak punya (akun sosial media), karena saya tidak mau terlalu larut di dunia maya," ujar Kak Seto mengklarifikasi.
Kak Seto mengatakan bahwa ia mengetahui perkembangan meme "kids jaman now" itu melalui anak-anaknya. "Saya tahu sekarang banyak meme–meme segala macam tentang saya. Dari Instagram, juga socmed lainnya, ada akun-akun palsu tentang saya, kemudian di-edit wajahnya, dari yang ini, itu, nanti ada yang jadi perempuan, segala macam," tambahnya.
Kak Seto mengatakan bahwa ia mengetahui perkembangan meme "kids jaman now" itu melalui anak-anaknya. "Saya tahu sekarang banyak meme–meme segala macam tentang saya. Dari Instagram, juga socmed lainnya, ada akun-akun palsu tentang saya, kemudian di-edit wajahnya, dari yang ini, itu, nanti ada yang jadi perempuan, segala macam," tambahnya.
Seto vs Seto Kaiba
Meskipun demikian, Kak Seto tidak ambil pusing dengan membludaknya meme tersebut. Ia mengatakan bahwa sekarang orang sudah pintar membedakan mana hal yang benar dan yang salah.
"Yang sleding-sleding gitu kan? Anak saya malah heran kenapa ayahnya cuma ketawa. Ya kenapa harus stress? Yang penting bagaimana sikap nyata kita di masyakarat," ucap Kak Seto. Ia pun menekankan bahwa hal tersebut adalah biasa dalam dinamika anak muda, sebagai proses untuk menerapkan logika dan sifat kritis dalam berpikir.
"Yang sleding-sleding gitu kan? Anak saya malah heran kenapa ayahnya cuma ketawa. Ya kenapa harus stress? Yang penting bagaimana sikap nyata kita di masyakarat," ucap Kak Seto. Ia pun menekankan bahwa hal tersebut adalah biasa dalam dinamika anak muda, sebagai proses untuk menerapkan logika dan sifat kritis dalam berpikir.
Menanggapi fenomena "kids jaman now" yang sempat dikoreksi pihak Kemendikbud RI karena menggunakan ejaan zaman yang salah, Kak Seto yang punya saudara kembar ini berkata bahwa hal itu bisa terjadi karena anak-anak dan remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan.
"Lingkungan yang membentuk mereka. Kalau lingkungannya sudah canggih, itulah dunia mereka. Mereka ngga bisa ditarik mundur, disuruh main benthik, engklek, waduh itu jadul banget," jelasnya.
Dalam menyikapinya, Kak Seto justru menganjurkan orang tua untuk tidak melarang-larang anak dalam mengekspresikan dirinya. Kak Seto yakin bahwa sifat anak-anak masa kini dapat diarahkan menjadi hal yang sangat positif dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Kemampuan mereka harus dimanfaatkan untuk hal yang positif, dengan pengarahan-pengarahan yang dikaitkan dengan kreatifitasnya, bisa menjadi peluang emas untuk kejayaan Indonesia di tahun 2045," pungkasnya.
"Lingkungan yang membentuk mereka. Kalau lingkungannya sudah canggih, itulah dunia mereka. Mereka ngga bisa ditarik mundur, disuruh main benthik, engklek, waduh itu jadul banget," jelasnya.
Dalam menyikapinya, Kak Seto justru menganjurkan orang tua untuk tidak melarang-larang anak dalam mengekspresikan dirinya. Kak Seto yakin bahwa sifat anak-anak masa kini dapat diarahkan menjadi hal yang sangat positif dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Kemampuan mereka harus dimanfaatkan untuk hal yang positif, dengan pengarahan-pengarahan yang dikaitkan dengan kreatifitasnya, bisa menjadi peluang emas untuk kejayaan Indonesia di tahun 2045," pungkasnya.
Berdasarkan klarifikasi tersebut, terbuktilah sekali lagi bahwa Kak Seto masih bisa menjadi panutan kita semua. Merespon berbagai macam meme yang bisa jadi dapat mencoreng nama baiknya, Kak Seto justru menanggapi fenomena tersebut dengan bijak dan terbuka. Kak Seto mampu memahami bahwa meme hanya sekadar ekspresi jenaka; fenomena yang cepat populer dan cepat pula redupnya.
No comments:
Write comments