Wednesday, April 4, 2018

[Wajib baca] Mulai Langka, Inilah Aturan Sekolah Zaman Dulu

Tradisi Dan Aturan Sekolah Zaman Dulu yang Kini Mulai Langka

Sekolah zaman dulu di era 80an dan 90an, dibandingkan dengan zaman sekarang yang katanya zaman kekinian. Sebetulnya gak ada beda. Intinya ya sama sama sekolah juga......


Begitu juga dengan prilaku siswa siswinya. Yang namanya anak bandel, gak bisa diatur atau kurang ajar mungkin dulu juga ada.
Yaah, walaupun kelakuannya mungkin gak seekstrim anak zaman sekarang......


Kalo sekarang? Ya silahkan anda nilai sendiri. Sebagaimana sering diberitakan oleh banyak media akhir akhir ini.......

Hanya saja banyak orang dulu yang bertanya-tanya? Kenapa di zaman sekarang hal hal atau tradisi yang dulu sering dilakukan. Sekarang seolah olah langka bahkan nyaris tak ada.

Langka karena sudah gak zaman, atau mungkin dianggap lebay dan kampungan....Entahlah?


Dan berikut ini adalah beberapa hal tentang kebiasaan dan tradisi yang selalu dilakukan oleh anak anak sekolah zaman dulu. Di era tahun 80an hingga 90an) :


1. Seragam Sekolah yang Rapih dan Berwibawa

Tradisi Dan Aturan Sekolah Zaman Dulu yang Kini Mulai Langka

Gua sendiri merasakan betapa rapihnya seragam sekolah zaman dulu. Baik saat di SD, SMP, hingga SMA.

Percaya atau tidak, dulu itu rasanya kok rada susah melihat anak SD yang baju sekolahnya tidak dimasukan ke dalam celana.


Tak lupa topi, sabuk dan dasi yang senantiasa nemplok di kepala, dada, dan pinggang dengan gagahnya.

Dan sebandel bandelnya anak sekolah zaman dulu. Rasanya mustahil berani petantang petenteng di sekolah dengan seragam yang berantakan.

Tradisi Dan Aturan Sekolah Zaman Dulu yang Kini Mulai Langka

Zaman sekarang? Hhhmmmm......Ya begitulah.

Dari 9 sekolah SD dan 3 SMP di daerah gua yang pernah gua survey secara langsung. Hanya sekitar 70% murid yang memasukan baju, dan bertopi. Dan hanya 20% siswa yang mengenakan dasi.




2. Sepatu yang Seragam (Kaya Miskin Sama Saja)

Tradisi Dan Aturan Sekolah Zaman Dulu yang Kini Mulai Langka

Di akhir tahun 80an hingga 90an. Hampir semua sekolah di Indonesia menerapkan keseragaman. Terutama untuk sekolah dasar dan menengah pertama.

Gambar sepatu Warrior jadul di atas menjadi saksi indah betapa setianya sepatu itu menemani anak anak zaman dulu ke sekolah.

Saat itu semua wajib memakai sepatu yang sama. Tak peduli murid orang kaya atau anak presiden sekalipun. Semua harus sama.

Sepatu yang dikenakan saat itu biasanya merek Warrior yang sangat legendaris kala itu.

Zaman sekarang? Mungkin masih ada beberapa sekolah yang menerapkan sepatu yang seragam. Meski mereknya berbeda beda.....

Tapi tetap saja tak bersifat nasional. Sehingga kesenjangan masih tetap terjadi......




3. Budaya Antri dan Periksa Kuku Sebelum Masuk Kelas

Tradisi Dan Aturan Sekolah Zaman Dulu yang Kini Mulai Langka

Ini juga gua ngalamin sendiri. Bahkan sejak gua sekolah taman kanak kanak hingga SMP.

Saat itu jangan harap siswa bisa masuk kelas sebelum kukunya diperiksa oleh guru wali kelas.

Yang kukunya ketahuan panjang dan kotor. Maka siap siaplah untuk di pukul dengan penggaris atau di strap di depan kelas......

Zaman sekarang? Mungkin masih ada beberapa sekolah dasar yang menerapkan tradisi periksa kuku. Tapi kok rasanya gak banyak......




4. Selalu Cium Tangan Guru dimanapun Bertemu

Tradisi Dan Aturan Sekolah Zaman Dulu yang Kini Mulai Langka

Prilaku, adab, dan budaya yang menurut gua sangat luar biasa dan istimewa. Bagaimana tidak?

Anak sekolah zaman dulu itu begitu sopan dan segan terhadap semua guru. Selalu mencium tangan guru dimanapun mereka bertemu. Setidaknya bersalaman.....

Zaman sekarang? Silahkan nilai sendiri! Karena gua sendiri menjadi saksi hidup dari puluhan momen yang pernah gua lihat betapa cueknya murid zaman sekarang terhadap guru gurunya.....

Jangankan cium tangan.....Menyapa saja mungkin sudah tak mau. Karena prinsip murid zaman sekarang guru itu hanya di sekolah. Di luar sekolah mereka dianggap bukan guru.......




5. Nangis Massal Ketika Ada Guru yang Pindah Tugas

Tradisi Dan Aturan Sekolah Zaman Dulu yang Kini Mulai Langka


Siapapun yang pernah sekolah di era tahun 80an hingga 90an. Mungkin pernah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri.

Betapa sedih dan terharunya kita jika ada guru kita yang harus pindah sekolah. Apalagi jika yang pindah itu adalah guru kesayangan kita.......

Semua murid di kumpulkan di lapangan sekolah. Mereka semua berbaris dengan rapih. Untuk menyaksikan pelepasan guru tercinta......

Semuanya terharu dan nangis rame rame.......

Zaman sekarang? Halaaaaah jangankan nangis rame rame karena terharu dan merasa kehilangan. Mungkin mereka malah seneng gurunya pindah sekolah.....




6. Pembagian Susu Gratis Setiap Bulan dari Pemerintah

Tradisi Dan Aturan Sekolah Zaman Dulu yang Kini Mulai Langka


Dari gua TK sampai SMP kelas 2. Gua masih merasakan mendapatkan jatah susu gratis dari pemerintah Orde Baru saat itu.

Dimana semua murid akan mendapatkan susu secara gratis dan rutin. Sayangnya program bagus ini malah dihentikan pasca reformasi....


Zaman sekarang? Gak pernah sekalipun gua denger lagi tradisi itu tetap dipertahankan.

Di beberapa daerah lain mungkin masih ada. Walaupun bentuknya sebagai sarana promosi produk tertentu saja......

Ujung ujungnya jualan nyari untung....



7. Dijenguk Guru dan Teman 1 Kelas Saat Sakit

Tradisi Dan Aturan Sekolah Zaman Dulu yang Kini Mulai Langka

Anak gua beberapa kali pernah sakit hingga tak bisa masuk sekolah selama beberapa hari (5 hari lebih sering). Termasuk ketika sedang disunat....

Puncaknya saat anak gua sakit hampir 3 Minggu. Dan kerennya, gak ada satu pun guru SD dan teman temannya yang datang menjenguk.... Hebat bukan?


Baru ketika laporan izin tidak masuk sekolah diperpanjang. Wali kelasnya nongol ke rumah dengan banyak alasan....Itupun setelah 1 bulan lebih. Ah sudahlah.......

Kalo dulu, jangankan sakit sampe 3 minggu. Sakit baru tiga hari saja guru dan teman satu kelas pada datang ke rumah.

Mereka patungan secara sukarela buat beli sekaleng susu, roti, dan buah buahan.....

Tradisi ini terjaga hingga belasan tahun sampai gua lulus SMA di tahun 90an. Setelah itu? Entahlah......

Dari sekian banyak orang tua yang pernah ngobrol sama gua. Rata rata guru zaman sekarang memang tidak terlalu mikirin soal tradisi jenguk menjenguk......Gua gak ngerti kenapa?

Memang tidak semua guru zaman sekarang begitu. Karena gua yakin masih ada segelintir guru yang masih punya hati nurani yang senantiasa menjaga tradisi kesetiakawanan sosial

Quote by : kandang.naga

Sumber Thread Asli

Aslinya gua agak males cerita tentang hal ini, karena bagi sebagian orang yang menganggap moral dan akhlaq itu tidak penting, maka bisa jadi cerita dalam thread ini pun dianggap tidak penting juga.

Tapi agar ke depannya bisa menjadi pelajaran berharga buat kita semua. Akhirnya terpaksa harus gua ceritakan juga, berharap ada hikmah yang bisa kita dapat.

Berikut ceritanya :



Flashback.......

Beberapa puluh tahun yang lalu di era tahun 70an hingga akhir tahun 80an, gua masih ingat jika setiap kali ada murid SD, SMP, maupun SMA, yang selama kurang lebih tiga (3) hari tidak bisa sekolah karena sakit, maka biasanya sang guru (yang terkadang juga diiringi oleh beberapa teman sekelas) akan berkunjung ke rumah untuk menjenguk murid yang sedang sakit tersebut.

Gua juga masih ingat betul ketika mereka datang rame rame sambil membawa bingkisan berupa roti dan susu, hingga buah buahan yang mereka beli hasil patungan....


Tujuannya apa? Banyak hal yang bisa didapat dari kunjungan guru dan teman teman sekelasnya tersebut. Beberapa diantaranya sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui dan memastikan kondisi anak tersebut sebagai anak didiknya

2. Kunjungan guru tersebut mengajarkan kepada siswa siswi yang lain bahwa menjenguk orang sakit itu adalah sesuatu yang baik (Insya Allah berpahala)

3. Mengajarkan tentang pentingnya arti gotong royong, rasa kasih sayang, cinta, serta berbuat baik pada sesama (terutama kepada orang orang terdekat di lingkungan kita).

4. Dan yang juga tidak kalah pentingnya, bahwa ketika guru kita berkunjung untuk menjenguk maka diharapkan akan ada efek psikologisnya untuk memotivasi dan memacu rasa semangat.




Dan berikut adalah kisah yang terjadi pada anak gua (mungkin juga kepada anak anak lainnya)

Sekitar bulan Maret yang lalu, anak gua sakit keras karena demam berdarah (DBD). Di hari pertama tidak masuk sekolah, ibunya mengirimkan kabar kepada pihak sekolah melalui surat keterangan sakit dari dokter. Sampai anak gua di rawat hingga 2 minggu lamanya, Alhamdulillah tidak ada seorangpun guru yang datang untuk menjenguk ke rumah gua yang jaraknya hanya 300 meteran dari sekolah.

Ini luar biasa.....................



Ibu dari anak gua tidak cuma sekali mengirim surat keterangan sakit, malahan hingga dua kali. Tapi tetap saja baik guru maupun teman sekelasnya tidak ada yang datang sama sekali.

Kemudian timbul pertanyaan : Apa mereka pikir sekedar berkunjung untuk menjenguk sekaligus untuk memotivasi si anak agar lekas sembuh itu tidak lagi dianggap penting?

Apakah mereka sudah tidak lagi memiliki perasaan empati dan simpatik untuk ditularkan kepada siswa siswa yang lainnya?

Kepada teman teman sekelasnya, apakah tidak diajarkan tentang pentingnya berbuat baik kepada sesama?


Tapi sudahlah, gua pikir mereka para guru mungkin lupa atau sedang sibuk mengurus program REVOLUSI MENTAL, uang tabungan siswa, dan SK yang sedang digadaikan ke bank. Hingga lupa berkunjung kepada anak didiknya yang sedang sakit keras.

Jadi gua maklumi aja..........



Kemudian Terjadi Lagi.......

5 hari yang lalu (Minggu 8 Mei 2016) anak gua disunatin burungnya.......Bahkan beberapa hari sebelum disunat pun, bini gua udah ngasih tau secara langsung bahwa anaknya yang bernama bla bla bla tidak bisa sekolah dulu karena mau disunat baiknya.

Lalu apa yang terjadi? Sehari, dua hari, tiga hari, empat hari, hingga hari ini, Alhamdulillah sama seperti yang sudah sudah tidak ada seorangpun juga gurunya yang datang untuk sekedar berkunjung ke rumah.....Luar biasa!



Dan atas cerita tersebut gua jadi kepikiran......Sudah sedemikan parahkan moral dan akhlaq guru di jaman sekarang? Hingga untuk sekedar berkunjung ke anak didiknya yang sedang sakit saja terasa begitu susah.

Apakah guru di jaman sekarang sudah tidak mengajarkan lagi kepada anak muridnya sejak dini tentang pentingnya solidaritas, rasa kasih sayang, berempati kepada sesama? Yang kelak akan digunakan untuk bekal mereka terjun ke masyarakat.

Sampai pada akhirnya gua juga harus tetap percaya bahwa mungkin tidak semua guru di jaman sekarang yang moralnya bobrok.......

Dan sebagai penutup, gua juga berharap semoga kejadian yang sama tidak terjadi kepada anak anak lainnya disini, di KASKUS kita tercinta....





Oleh : davinof 2018
Source of Pictures : Google image

No comments:
Write comments

Artikel Menarik Lainnya

loading...