1. Istana tebing (Cliff Palace) Colorado
Orang-orang Pueblo, penduduk asli Amerika di barat daya AS, memberikan nama "Pueblos" terhadap desa yang mereka bangun. Komunitas pueblo masih ada saat ini, Masyarakat pueblo kuno, berkembang antara 900 dan 1200 M. "Istana Kapur" dibangun di zaman Emas Anasazi. sebagian besar bangunan desa Pueblo hanya sampai ~ 1200 M. dan berdasarkan keterangan peneliti bangunan-bangunan itu ditinggalkan pada tahun 1300 M. Seorang Pencari ternak liar Richard Wetherill, Charles Mason dan seorang suku Ute bernama Acowitz menemukan lokasi tersebut secara tidak sengaja yang terletak di bawah dinding dan digunakan sebagai tempat tinggal pada tebing terbesar di Amerika Utara . Sebuah kekeliruan jika "Cliff Palace" dikatakan sebagai istana karena situs ini lebih mirip sebuah desa daripada sekedar tempat tinggal. Sementara belum ada alasan pasti ditinggalkannya lokasi tersebut, teori yang diterima secara luas adalah bahwa kekeringan besar pertama, yang dikaitkan dengan runtuhnya masa keemasan Anasazi, mengakibatkan kegagalan masyarakat tersebut terhadap pertanian mereka.
2. Akrotiri Santorini
Peradaban Minoan di Crete diberi nama untuk mitos Raja Minos. Hanya sedikit literatur tertulis yang tertinggal dari orang Minoa. Seluruh peradaban sebagian besar terlupakan sampai pergantian abad ke-20. Hingga saat ditemukannya istana besar di Knossos, cerita tentang kemuliaan bangsa Minoa diangkat kembali. Akrotiri terletak di pulau Santorini. Santorini, atau Thera, adalah rumah gunung berapi Thera. Diperkirakan bahwa ledakan Thera sekitar tahun 1600 SM, salah satu letusan terbesar dalam sejarah yang tercatat, menyebabkan runtuhnya kekaisaran Minoan. Penemuan Akrotiri, pada tahun 1967, membawa cerita tentang teknologi bangunan saat itu, cahaya lukisan dinding yang sangat terpelihara dengan baik, rumah setinggi tiga lantai, dan sebuah pemukiman yang kompleks. Sistem suplai air yang baik bagi orang-orang Akrotiri hingga memiliki akses untuk menjalankan air panas dan dingin, supply air panas yang disediakan oleh gunung berapi yang pada akhirnya menghancurkan peradaban mereka.
3. Machu Picchu Peru
Tidak terdapat data yang lengkap terhadap kota yang hilang yaitu Machu Picchu. Kota Inca tua ini berada pada puncak di Andes. Kota tersebut hanya dihuni dalam jangka waktu yang singkat, kemungkinan 1450-1572 M, sebelum ditinggalkan saat penaklukan Spanyol di Amerika Selatan. Karena orang-orang Spanyol tidak pernah menemukan kota ini, dan penduduk setempat tidak mengungkapkan lokasinya, Machu Picchu hanya sampai pada perhatian Barat pada awal abad ke-20. Debat masih ada mengenai apakah Machu Picchu adalah pemukiman biasa, retret Royal, atau tempat ibadah. Untuk mencapai situs itu sendiri sekarang sangat mudah, dengan bus reguler dan kereta. pemandangan indah dan reruntuhannya sendiri, menjadi alasan turis dan wisatawan berduyun-duyun ke Machu Picchu.
4. Mohenjo-daro Pakistan
Lost-City Mohenjo-Daro terletak di Pakistan, sejalan dengan peradaban Mesir dan Mesopotamia, peradaban Lembah Indus dianggap sebagai salah satu yang paling awal di dunia. Peradaban Lembah Indus mencapai puncaknya kira-kira 2000 SM, meski sudah jauh lebih tua. Ilmu pengetahuan, menulis, perdagangan, kerajinan, agama dan pertanian berkembang dengan sangat baik. Sifat maju dari peradaban ini dapat dilihat di Mohenjo-daro dengan jalan-jalan dan sistem drainase yang dipesan. Tidak seperti situs lain dalam daftar ini, tidak ada kompleks istana atau kuil yang jelas. Hal ini menyebabkan beberapa orang menganggap peradaban Lembah Indus sebagai egaliter, namun kita hanya tahu sedikit tentang orang-orang yang tinggal di Mohenjo-daro, jadi pernyataan semacam itu dianggap sangat berani oleh para ahli. Banjir Indus tampaknya telah menghancurkan kota ini setidaknya enam kali dan kota-kota baru dibangun langsung di atas reruntuhan bangunan-bangunan yang sebelumnya. Apa yang menyebabkan lenyapnya kota ini tidak jelas, diperkirakan terjadi sekitar ~ 1800 SM dan Mohenjo-daro baru ditemukan kembali pada tahun 1922.
5. Petra Jordan
Petra-1 adalah salah satu situs arkeologi terbesar di Timur Tengah. Kota ini setengah dibangun dan setengah diukir dari batu merah bukit yang didiami. Arsitekturnya adalah perpaduan antara bangsa Romawi, Yunani dan Nabataean asli. Dan situs tersebut tidak meninggalkan literatur atau teks-teks kecil yang biasanya menjadi ornamen yang terdapat pada bangunan peninggalan romawi atau yunani kuno. Sehingga cerita sejarah mengenai kota kuno ini masih menjadi misteri hingga kini.
Cerita tentang Petra mungkin sangat kontroversial karena orang-orang masih mempertanyakan apakah kota itu benar-benar hilang. banyak yang meragukan dan berpendapat bahwa kota tersebut pasti ditinggalkan, Bagaimanapun, Kota ini hilang dari pengetahuan Barat setidaknya selama seribu tahun. Prekursor kuno Listverse, Pliny the Elder, menyebutkan Petra dan dibawah pemerintahan Romawi pada tahun 103 M. Kota di padang pasir ini berkembang sampai sebuah gempa menghancurkan sistem vital perair kota itu.
No comments:
Write comments