Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.
Apalah arti sebuah nama. Sebuah quote dari William Shakespare ini sangat familiar di telinga kita. Memang tak ada salah dari quote tersebut. Namun pada kenyataannya banyak yang mengartikan nama adalah do"a dan harapan, sehingga ketika orang tua memberikan nama untuk anaknya tentu tak bisa asal, tapi harus tau arti dan makna yang terkandung dari nama tersebut.
Harapannya agar kelak di kemudian hari sang buah hati bisa sesuai dengan harapan dari orang tua yang terkandung pada namanya. Mengenai penamaan ini, Indonesia kaya akan nama asli yang sangat khas. Di Jawa, nama Tukiyem, Ponijem, Tumini, Paijem adalah nama - nama umum yang di gunakan untuk nama wanita. Sedang Paijo, Tukimin, Paimin, Kasiran dan sederetan nama lainnya sering di gunakan untuk nama laki - laki.
Kenyataannya, saat ini nama - nama tersebut sudah punah dan tak di gunakan lagi oleh para orang tua untuk memberikan nama anaknya. Orang tua jaman sekarang lebih kearab - araban dan kebarat - baratan dalam memberikan nama buah hatinya. Nama - nama khas Indonesia hanya di miliki oleh orang - orang yang sudah berusia lanjut dan sudah tak di lestarikan lagi.
Bagi anggapan orang sekarang, nama - nama tersebut terlalu katrok untuk di jadikan sebuah nama. Jikapun seandainya ada orang tua yang di era sekarang ini nekat memberikan nama anaknya dengan nama - nama yang djadoel, maka di takutkan kelak nama tersebut akan menjadi bahan bullyan teman - temannya.
Padahal nama - nama tersebut sudah menjadi ciri khas yang membedakan kita dengan bangsa lain. Vietnam misalnya. Mereka punya ciri khas dalam hal penamaan seseorang. Nama "Nguyen" sering kita dengar untuk nama orang Vietnam. Ini tak terlepas dari aturan pembuatan nama di sana. Satu nama yang lengkap dari orang Vietnam terdiri dari nama marga, nama tengah dan "nama" itu sendiri. Misalnya, Nguyen Van Hung maka nama marganya adalah Nguyen, Van adalah nama tengah dan Hung adalah nama yang sebenarnya.
Hingga era modern seperti sekarang ini, masyarakat Vietnam masih mempertahankan aturan pembuatan nama dan ciri khas bangsa mereka sendiri. Tak seperti negara kita, yang malah malu dan menganggap katrok ciri khas nama kita sendiri dan malah lebih bangga dan percaya diri jika menggunakan nama yang kebarat-baratan, kearab-araban, atau kekorea-koreaan. Apakah ini berarti kita sudah kehilangan jati diri dan kepedean terhadap kearifan lokal kita sendiri? Entahlah..
Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Ini dan Ini
Sumur Gambar : Om Google
SUMBER
No comments:
Write comments