Tuesday, April 24, 2018

Jalan Raya Di Pakai Untuk Hajatan, Setuju atau Tidak Setuju


Jalan Raya Di Pakai Untuk Hajatan, Yeay Or Nay? Jalan Raya Di Pakai Untuk Hajatan, Yeay Or Nay?
Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.

Pada saat di bangku sekolah dulu, kita di ajarkan untuk lebih mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi maupun golongan. Namun kenyataannya sekarang, banyak di antara kita yang lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri meski akhirnya merugikan banyak orang.

Entah apakah rasa empati dan sosial kita sekarang ini sudah semakin terkikis jaman atau memang sifat egois yang sejatinya merupakan sifat dasar manusia lebih mendominasi di banding sifat pedulinya, hingga kita semakin tak acuh dengan hidup orang lain. Yang penting urusan kita beres, yang penting hidup kita lancar. Sifat egois ini bahkan sudah mendarah daging di seluruh lapisan masyatakat. Pejabat yang seharusnya mengemban tugas membuat program agar menyejahterakan rakyatnya, malah memanjakan diri, keluarga, dan kroni - kroninya. Terbukti dari banyaknya pejabat yang tercyduk Komisi Pemberantaaan Korupsi karena di duga mengemplang duit rakyat. Ini bisa jadi salah satu indikator bahwa mereka lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri di banding kepentingan masyarakat umum.

Jalan Raya Di Pakai Untuk Hajatan, Yeay Or Nay? Jalan Raya Di Pakai Untuk Hajatan, Yeay Or Nay?
Lapisan masyarakat di bawah juga tak jauh berbeda. Contoh sederhana yang bisa menunjukkan bahwa mereka lebih mengutamakan kepentingannya sendiri adalah saat mereka mampu membeli mobil tapi tak mau membuat garasinya. Akhirnya mobil di parkir di pinggir jalan dan yang pasti berpotensi mengganggu orang lain yang akan lewat. Selain itu, kegiatan musiman menggelar hajatan di jalan raya juga jadi salah satu contoh lain keegoisan masyarakat kita. Meski sebagian orang masih menganggap hal ini wajar tapi sebagian lainnya menganggap hal ini sangat menggangu. Terutama jika jalan yang di tutup ini merupakan jalan utama dan di tutup secara total, sedangkan jalan alternatif lain yang bisa di gunakan terlalu jauh dan harus berputar terlebih dahulu.

Bagi yang sedang dalam perjalanan santai sih tak masalah, lalu bagaimana jika seandainya kita sedang terburu - buru karena suatu keadaan. Misalnya saja sedang mengantar ibu hamil yang akan melahirkan, atau orang sakit keras yang harus segera membutuhkan pertolongan rumah sakit. Apalagi dari pengalaman yang sudah - sudah, penutupan jalan untuk kegiatan hajatan seperti ini juga tak memberikan rambu - rambu peringatan yang memadai. Misalnya saja jalur alternatif mana yang harus di lewati juga tak di tunjukkan secara jelas. Kalau setiap hari kita melintas di daerah situ, mungkin kita bakalan tau jalan lain untuk menuju ke tempat tujuan meski jalan utamanya di tutup, lalu bagaimana jika sebelumnya tak pernah melintas di situ?

Jalan Raya Di Pakai Untuk Hajatan, Yeay Or Nay? Jalan Raya Di Pakai Untuk Hajatan, Yeay Or Nay?
Meski saat ini kecanggihan teknologi memungkinkan kita untuk mencari jalan alternatif lain, masalahnya adalah tak semua orang melek teknologi, apalagi kalangan tua. Bukankah seperti ini juga merupakan contoh bahwa mereka mengutamakan kepentingannya sendiri dan mengganggu kepentingan umum?

Memang masyarakat kita ini termasuk orang yang punya budaya tepo seliro, sungkan, dan ewuh pakewuh, sehingga hal seperti ini masih di anggap wajar. Toh suatu saat nanti mungkin kita juga bakalan akan menggelar pesta dan menutup jalan raya juga. Tapi apakah hal seperti ini bisa di benarkan? Kalau GanSis termasuk tipe yang mana? Menganggap hal seperti ini wajar atau menganggap hal seperti ini tak boleh di lestarikan karena mengganggu kepentingan umum?

Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Opini Pribadi TS dan Ini
Sumur Gambar : Om Google

SUMBER

No comments:
Write comments

Artikel Menarik Lainnya

loading...