Bagi masyarakat luas, makanan pesawat dicirikan sebagai makanan yang hambar, gak enak, aneh, dan sebagainya. Namun dibalik gak enaknya makanan pesawat itu, terdapat proses yang memakan waktu hampir sehari untuk menyiapkan masakan untuk seluruh penumpang dalam satu pesawat. Belum lagi menyiapkan ribuan makanan lainnya untuk banyak maskapai lain yang juga memesan kepada sebuah katering penerbangan. Rumit bener, kan?
Dan bikin makanan pesawat itu gak segampang bikin masakan sendiri di rumah. Masa sih? Kali ini, ane bakal ngajak agan mengintip produksi di balik makanan pesawat yang kita makan. Cekidot!
DENAH KATERING PENERBANGAN
Ini adalah denah katering penerbangan milik Cathay Pacific di Hong Kong. Kelihatan rumit, ya? Bahkan di katering ini terdapat ruangan sendiri untuk menyiapkan bahan seperti buah - buahan, sayur, bahkan untuk yang seperti keju. Itu karena untuk menyiapkan makanan-makanan tersebut, harus dengan suhu yang masing-masing berbeda.
Untuk maskapai negara Muslim seperti Garuda Indonesia atau maskapai yang mendapat pesananan special meal menu halal, pemotongan daging dan dapurnya harus dipisah dari dapur utama, untuk menjamin kehalalan masakannya. Jadi, agan-agan yang naik pesawat Garuda dari negara seperti Hong Kong, tidak perlu khawatir masakannya halal atau tidak, sehingga tidak perlu memesan special meal lagi.
-24 Jam Sebelum Keberangkatan : Penerimaan Informasi & Penyiapan Bahan
Foto: Operations control room katering TajSATS New Delhi, India.
-24 jam sebelum pesawat berangkat, pihak maskapai penerbangan harus sudah mengirim informasi seputar penerbangan dan makanannya, mulai dari daftar jumlah penumpang, makanan yang harus dimasak, dan porsinya ke pihak katering penerbangan, untuk selanjutnya pihak katering akan mengirimkan informasinya ke departemen terkait, untuk menyediakan bahan masakan ke setiap dapur.
Bahan masakan disimpan di satu gudang khusus, dengan rak yang berbeda-beda. Seperti bahan khusus bakery, juga disimpan di rak khusus, agar memudahkan pengambilan bahan. Untuk bahan mentah seperti sayur, buah dan daging, disimpan di gudang lain dengan suhu rendah, untuk menjaga kesegarannya. Ketika dibutuhkan, bahan-bahan yang ada di gudang akan dikeluarkan dan dibawa ke setiap dapur.
-18 Jam Sebelum Keberangkatan : Dimasak & Didinginkan
Foto : Dapur masakan Thailand milik Singapore Airlines.
Makanan pun mulai dimasak di setiap dapur. Untuk masakan yang perlu dipanggang, dibakar, digoreng dsb, dilakukan di Hot Kitchen. Untuk masakan seperti salad atau buah potong yang perlu disajikan pada suhu yang dingin, dilakukan di Cold Kitchen. Untuk masakan khusus seperti vegan, diabetes, makanan bayi dsb dilakukan di satu dapur sendiri yang menangani setiap pesanan menu khusus, dengan peralatan masak yang masing-masing berbeda.
Untuk negara multikultur seperti Singapura, hot kitchen dipisah-pisah sesuai jenis masakannya. Seperti di dapur Singapore Airlines Terminal Services Catering, terdapat dapur khusus untuk memasak makanan India, Thailand, Barat, dan Jepang.
Di setiap katering penerbangan terdapat dapur khusus bakery dan pastry, untuk menangani menu roti, terutama yang umum seperti soft rolls dan croissant, dan pastry untuk menangani menu dessert seperti pudding dan mousse.
Beberapa katering penerbangan menyiapkan seluruh makannya sendiri, bahkan untuk yang seperti es krim atau saus yang dapat dibeli di pasaran. Itu bertujuan agar makanan pesawat dapat memenuhi standar yang diberlakukan setiap maskapai.
Setelah masakan sudah selesai dimasak, masakan tersebut harus didinginkan di ruang pendinginan hingga 5 derajat celsius, agar mencegah terjadinya kontaminasi bakteri selama proses berikutnya. Dan setiap makanan harus mencapai 5 derajat celsius setelah 4 jam didinginkan. Jika lebih 10 menit saja, maka masakan tersebut harus dibuang dan dimasak lagi, demi alasan keamanan makanan.
Dishing
Foto: Ruang dishing katering Aerofood ACS milik Garuda Indonesia di Jakarta.
Semua makanan yang telah didinginkan akan menuju ruang dishing untuk dibagi-bagi tiap wadah makanan. Ada sejumlah staf yang khusus menata makanan di tiap wadah. Di setiap meja dishing selalu dibekali dengan yang namanya "golden sample", yaitu satu porsi makanan sebagai standar penataan makanan di tiap wadah, yang harus disiapkan oleh staf dishing sebelum menata semua wadah makanan, untuk menjadi acuan para staf dalam menata setiap wadah, dan sangat membantu ketika seorang staf lupa posisi penempatan setiap makanan.
Golden sample pun dibekali dengan secarik kertas yang berisi informasi berat satu makanan per wadah, seperti misalkan seporsi nasi ayam teriyaki berisi nasi dengan berat 120 gram, ayam teriyaki dengan berat 60 gram, dan sayuran tumis 40 gram. Setiap makanan harus ditimbang dengan hati-hati, agar tidak kelebihan porsi. Agan gak mau kan, makanan ente lebih dikit dibanding punya sebelah ente, ntar ente ngiri trus nekat nyolong lagi
Tray Setting
Foto: Tray setting station milik katering Aerofood ACS Jakarta.
Setelah dishing, setiap makanan akan disatukan bersama peralatan makan, tissue dan lainnya dalam satu nampan. Kemudian setiap nampan akan dimasukkan ke dalam troli makanan yang biasa kita lihat ketika pramugari membagikan makanan dan didinginkan, hingga waktunya dikirim ke pesawat.
Pengiriman
Foto: Truk pengantaran makanan milik TFK catering Jepang.
Setelah didinginkan, troli pun siap dikirimkan ke pesawat dengan truk. Pengiriman selambat-lambatnya dilakukan 1 jam sebelum pesawat berangkat. Ente gak mau kan, pesawat ente delay cuma gara-gara makanan ente telat dateng? Sebelum mencapai pesawat, truk katering harus melawati berbagai pemeriksaan oleh petugas bandara, agar mencegah barang yang tidak diinginkan selama pengantaran masuk ke dalam truk.
Sebelum troli dimasukkan ke dalam pesawat, troli-troli bekas makanan penumpang yang turun harus dikeluarkan semuanya dan dimasukkan ke dalam truk, kemudian troli-troli berisi makanan baru dimasukkan ke pesawat.
Pasca - Keberangkatan
Sebelum makanan disajikan kepada penumpang, setiap makanan harus dipanaskan kembali dalam oven pesawat. Untuk makanan seperti salad atau buah potong yang membutuhkan suhu dingin, harus disimpan di tempat khusus yang bersuhu dingin seperti kulkas sebelum disajikan.
Untuk sajian kelas ekonomi, setalah dipanaskan atau didinginkan, makanan ditata kembali dalam nampan dan disajikan langsung kepada penumpang. Untuk kelas bisnis dan first class, awak kabin menata makanannya terlebih dahulu di piring sebelum disajikan pada penumpang.
Dan... Selamat makan...
Demikianlah perjalanan dari seporsi makanan pesawat yang agan makan, dari bahan mentah sampai perut agan-agan sekalian, yang melewati banyak tahap. Enak tidak enaknya makanan pesawat yang agan makan, hargailah. Karena dibalik seporsi makanan agan, terdapat banyak orang yang menggantungkan nasibnya pada makanan agan-agan sekalian.
Referensi:
- India"s Mega Kitchen (National Geographic India) episode Taj SATS Air Catering New Delhi, India
- Mega Food (National Geographic) episode Zurich Airport Catering
- Mengenal Alur Pembuatan Makanan Pesawat di Aerofood ACS, detik.com
- SUMBER
No comments:
Write comments