Ada berbagai hal yang menarik untuk dibahas mengenai Olimpiade musim dingin yang tengah berlangsung di PyeongChang, Korea Selatan. Bukan hanya tentang beragam cabang olahraganya namun juga soal kehadiran 229 wanita muda yang jadi cheerleaderperwakilan negara Korea Utara di sana Gan.
Credit: Business Insider
Penampilan para pemandu sorak asal negara Korea Utara ini memang begitu menarik perhatian. Dalam sebuah video yang viral di media sosial terlihat bagaimana para pemandu sorak yang dijuluki âarmy of beautiesâ dengan seragam berwarna merah menyanyikan semacam yel-yel serta lagu-lagu rakyat Korea Utara dengan gerakan yang serempak satu sama lain.
Dalam beberapa kesempatan para pemandu sorak tersebut juga menggunakan beberapa properti mulai dari topeng hingga bendera semakin menjadi pemandangan yang terbilang cukup berbeda dibanding penampilan pemandu sorak lainnya yang selama ini kita lihat di sebuah acara olahraga.
Meskipun begitu ada beberapa fakta menarik lainnya yang mesti kamu ketahui tentang para army of beauties yang beraksi di PyeongChang Olympic ini Gan.
Credit: Business Insider
Dipilih berdasarkan standar tertentu
Tidak mudah untuk bisa menjadi cheerleader Korea Utara ini Gan. Ada standar yang digunakan untuk kemudian bisa dipilih sebagai squad cheerleader negara ini. Salah satunya para calon cheerleader harus memiliki tinggi lebih dari 160 cm, berwajah bulat, be rmata besar, memiliki suara yang jernih dan tinggi serta berusia di awal 20-an tahun. Salah satu yang pernah menjadi squad cheerleader Korea Utara di masa lalu adalah Ri Sol Ju, si calon istri presiden Kim Jong Un.
Tidak hanya persyaratan fisik, para calon cheerleader juga harus loyal dan menunjukkan patriotismenya. Ini dilihat dengan melakukan pemeriksaan latar belakang. Siapa pun yang memiliki hubungan dengan seseorang yang membelot ataupun memiliki kaitan keluarga dengan Jepang akan secara otomatis keluar dari daftar.
Direkrut dari universitas hingga kelompok lainnya
Kebanyakan cheerleader Korea Utara ini direkrut dari Universitas Kim Il Sung. Sementara sisanya direkrut dari kelompok lainnya. Misalnya salah satu mantan cheerleader Korea Utara yang bernama Han Seo Hee. Dia direkrut untuk menjadi cheerleader setelah sebelumnya tampil di grup orkestra pada usia delapan tahun.
< img src="https://s.kaskus.id/r540x540/images/2018/02/15/9141840_20180215103018.jpg" border="0" alt="Serba Serbi Cheerleader Korea Utara di Pyeongchang Olympic 2018 " />
Credit: Business Insider
Latihan berbulan-bulan
Seperti squad pemandu sorak lainnya, cheerleader Korea Utara juga harus berlatih sebelum tampil terutama di acara besar seperti Olimpiade ini. Mereka mengadakan sesi latihan bahkan berbulan-bulan sebelum acara berlangsung.
Mendapat tunjangan dan hak istimewa
Cheerleader Korea Utara menerima tunjangan seperti kosmetik untuk menunjang penampilan yang sempurna seperti yang diharap kan. Selain itu para pemandu sorak ini juga mendapat âhak istimewaâ yakni kesempatan untuk melakukan perjalanan .
Credit: Business Insider
Dibayang-bayangi ancaman hukuman
Menjadi cheerleader Korea Utara itu ternyata tidak bisa santai Gan. Salah sedikit seperti keluar dari barisan saja bisa membuat mereka dihukum. Di tahun 2006, ada 21 pemandu sorak yang melakukan kesalahan karena menceritakan pengalaman perjalanan mereka selama di Korea Selatan saat sudah kembali ke rumah. Tindakan ini membuat mereka harus dikirim sebuah kamp penjara.
Terisolasi dan dijaga ketat
Menurut laporan Times, selama Olimpia de Musim Dingin berlangsung, para pemandu sorak Korea Utara ini tinggal di sebuah resort terpencil yang letaknya satu setengah jam dari PyeongChang. Saat datang ke acara Olimpiade, mereka menggunakan 8 bus dengan pendamping polisi dan dikawal oleh para penjaga untuk mencegah terjadinya kontak dengan orang asing dan terjadinya pembelotan. Untuk masuk dan keluar dari tempat Olimpiade bahkan pergi ke toilet saja harus dilakukan secara berkelompok.
Credit: Business Insider
Bukan satu-satunya cheerleader yang datang ke PyeongChang
Mereka bukanlah satu-satunya pemandu sorak yang meramaikan gelaran PyeongChang Gan. Ada tim cheerlea der dari University of Kentucky yang mewakili Amerika Serikat dengan pemandu sorak dari Kanada, Jerman, Switzerland, Norwegia dan Belanda yang terorganisir dalam International Cheer Union.
Dianggap salah satu bentuk propaganda terang-terangan.
Dilansir Business Insider, di olimpiade tersebut pertunjukan kelompok pemandu sorak ini juga terlihat sebagai bentuk propaganda secara terang-terangan. Dibanding Korea Selatan yang menampilkan jumlah cheerleader yang lebih kecil, kehadiran para cheerleader Korea Utara dalam jumlah besar terlihat tidak sekedar untuk menghibur namun jugauntuk menonjolkan kekuatan. FYI Gan, ada 229 cheerleader yang didatangkan Korea Utara untuk mendukung 22 atlit mereka yang ikut dalam PyeongChang Olympic 2018 ini.
Credit: Business Insider
Penampilan para pemandu sorak asal negara Korea Utara ini memang begitu menarik perhatian. Dalam sebuah video yang viral di media sosial terlihat bagaimana para pemandu sorak yang dijuluki âarmy of beautiesâ dengan seragam berwarna merah menyanyikan semacam yel-yel serta lagu-lagu rakyat Korea Utara dengan gerakan yang serempak satu sama lain.
Dalam beberapa kesempatan para pemandu sorak tersebut juga menggunakan beberapa properti mulai dari topeng hingga bendera semakin menjadi pemandangan yang terbilang cukup berbeda dibanding penampilan pemandu sorak lainnya yang selama ini kita lihat di sebuah acara olahraga.
Meskipun begitu ada beberapa fakta menarik lainnya yang mesti kamu ketahui tentang para army of beauties yang beraksi di PyeongChang Olympic ini Gan.
Credit: Business Insider
Dipilih berdasarkan standar tertentu
Tidak mudah untuk bisa menjadi cheerleader Korea Utara ini Gan. Ada standar yang digunakan untuk kemudian bisa dipilih sebagai squad cheerleader negara ini. Salah satunya para calon cheerleader harus memiliki tinggi lebih dari 160 cm, berwajah bulat, be rmata besar, memiliki suara yang jernih dan tinggi serta berusia di awal 20-an tahun. Salah satu yang pernah menjadi squad cheerleader Korea Utara di masa lalu adalah Ri Sol Ju, si calon istri presiden Kim Jong Un.
Tidak hanya persyaratan fisik, para calon cheerleader juga harus loyal dan menunjukkan patriotismenya. Ini dilihat dengan melakukan pemeriksaan latar belakang. Siapa pun yang memiliki hubungan dengan seseorang yang membelot ataupun memiliki kaitan keluarga dengan Jepang akan secara otomatis keluar dari daftar.
Direkrut dari universitas hingga kelompok lainnya
Kebanyakan cheerleader Korea Utara ini direkrut dari Universitas Kim Il Sung. Sementara sisanya direkrut dari kelompok lainnya. Misalnya salah satu mantan cheerleader Korea Utara yang bernama Han Seo Hee. Dia direkrut untuk menjadi cheerleader setelah sebelumnya tampil di grup orkestra pada usia delapan tahun.
< img src="https://s.kaskus.id/r540x540/images/2018/02/15/9141840_20180215103018.jpg" border="0" alt="Serba Serbi Cheerleader Korea Utara di Pyeongchang Olympic 2018 " />
Credit: Business Insider
Latihan berbulan-bulan
Seperti squad pemandu sorak lainnya, cheerleader Korea Utara juga harus berlatih sebelum tampil terutama di acara besar seperti Olimpiade ini. Mereka mengadakan sesi latihan bahkan berbulan-bulan sebelum acara berlangsung.
Mendapat tunjangan dan hak istimewa
Cheerleader Korea Utara menerima tunjangan seperti kosmetik untuk menunjang penampilan yang sempurna seperti yang diharap kan. Selain itu para pemandu sorak ini juga mendapat âhak istimewaâ yakni kesempatan untuk melakukan perjalanan .
Credit: Business Insider
Dibayang-bayangi ancaman hukuman
Menjadi cheerleader Korea Utara itu ternyata tidak bisa santai Gan. Salah sedikit seperti keluar dari barisan saja bisa membuat mereka dihukum. Di tahun 2006, ada 21 pemandu sorak yang melakukan kesalahan karena menceritakan pengalaman perjalanan mereka selama di Korea Selatan saat sudah kembali ke rumah. Tindakan ini membuat mereka harus dikirim sebuah kamp penjara.
Terisolasi dan dijaga ketat
Menurut laporan Times, selama Olimpia de Musim Dingin berlangsung, para pemandu sorak Korea Utara ini tinggal di sebuah resort terpencil yang letaknya satu setengah jam dari PyeongChang. Saat datang ke acara Olimpiade, mereka menggunakan 8 bus dengan pendamping polisi dan dikawal oleh para penjaga untuk mencegah terjadinya kontak dengan orang asing dan terjadinya pembelotan. Untuk masuk dan keluar dari tempat Olimpiade bahkan pergi ke toilet saja harus dilakukan secara berkelompok.
Credit: Business Insider
Bukan satu-satunya cheerleader yang datang ke PyeongChang
Mereka bukanlah satu-satunya pemandu sorak yang meramaikan gelaran PyeongChang Gan. Ada tim cheerlea der dari University of Kentucky yang mewakili Amerika Serikat dengan pemandu sorak dari Kanada, Jerman, Switzerland, Norwegia dan Belanda yang terorganisir dalam International Cheer Union.
Dianggap salah satu bentuk propaganda terang-terangan.
Dilansir Business Insider, di olimpiade tersebut pertunjukan kelompok pemandu sorak ini juga terlihat sebagai bentuk propaganda secara terang-terangan. Dibanding Korea Selatan yang menampilkan jumlah cheerleader yang lebih kecil, kehadiran para cheerleader Korea Utara dalam jumlah besar terlihat tidak sekedar untuk menghibur namun jugauntuk menonjolkan kekuatan. FYI Gan, ada 229 cheerleader yang didatangkan Korea Utara untuk mendukung 22 atlit mereka yang ikut dalam PyeongChang Olympic 2018 ini.
No comments:
Write comments