Dibulan penuh berkah ini pastinya minuman yang dicampur kolang kaling sangat banyak kita saksikan, bahkan takjil yang dijualpun menggunakan campuran kolang-kaling atau buah atep yang dihasilkan dari pohon aren ini.
Buah yang menjadi primadona di bulan ramadhan ini ternyata ada 2 variant, banyak orang menganggap kolang kaling itu sama saja masalah rasa ternyata hal itu berbeda ya kawan. Ada buah kolang kaling yang besar wujudnya ada juga yang kecil, namun masalah prosesnya tetap sama, dari yang dibakar, direbus hingga digeprek alias digetok supaya terlihat pipih.
Nah kenapa TS bilang ada 2 variant, karena kolang kaling yang biasanya hidup di daerah pegunungan ini memiliki ciri khas tertentu di setiap wilayah.
Untuk variant pertama adalah kolang-kaling dari daerah Jawa biasanya lebih kecil bentuknya, kolang kaling dari daerah jawa ini biasanya dipanen dari daerah jawa barat dan banten. Bentuknya kecil dan terlihat berisi, dipegang pun terlihat kekar dan sangat cocok untuk campuran kolak, dan juga untuk campuran minuman dingin agar terasa lebih berwarna, rasanya khas dan pastinya ada juga yang tua bila tergigit dapat dipastikan gigi akan sakit
.
Untuk variant kedua, kolang kaling di daerah luar jawa biasanya ada tumbuh dan banyak di wilayah sumatra dan sulawesi yang sering diolah buahnya menjadi kolang kaling, mungkin untuk daerah pegunungan di tempat yang lain ada tetapi masyarakatnya tidak mengolah buah aren itu menjadi kolang kaling, seperti daerah pegunungan papua yang pastinya belum terjamah oleh tangan manusia.
Variant kedua ini lebih besar bentuknya dari daerah pegunungan di jawa, teksturnya pun lebih lembut dan lebih kenyal dibandingkan dengan buah yang ada di daerah jawa, ini dimungkinkan karena unsur tanah di sumatra, sulawesi, papua lebih subur dibandingkan pegunungan daerah jawa. Terkadang ada juga yang besar di daerah jawa tapi tetap kalah besar dari variant luar pulau jawa, masalah rasa tergantung selera, ada yang bilang lebih enak dari pulau jawa karena tak gampang pecah bila direbus lama, ada juga yang bilang enak yang besar lebih lembut dan kenyal walau tidak kuat direbus lama.
Namun untun masalah bentuk dan rupa kolang kaling asal binjai, langkat, sipirok dan Medan merupakan yang terbaik di negeri ini dan menjadi primadona karena ukurannya yang menggoda hingga eksport ke negeri tetangga. Bentuknya yang besar sangat cocok untuk dibuat manisan, dan campuran minuman dingin.
Namun sebenarnya kolang kaling itu awalnya berbentuk bulat tidak gepeng, bagi mereka yang bermain untuk pabrik dan eksport keluar untuk Filiphina biasanya mereka menginginkan variant yang kecil dan berbentuk bulat tanpa di geprek biasanya dibuat manisan kalengan.
Namun untuk variasi yang lebih besar Filiphina mengambil kolang kaling asal sipirok tapanuli selatan, tekadang dibuat dalam kemasan bungkus sudah berupa dalam bentuk manisan yang siap disantap kapan saja.
Itulah variasi buah atep alias kolang kaling, dan tentu saja kedua variant itu mempunyai harga yang berbeda untuk variant yang besar tentunya lebih mahal dibandingkan variant yang lebih kecil. Inilah usaha kecil yang selalu menjadi primadona di bulan Ramadhan. Bagaimana menurutmu, monggo serupuutt dolo
c4punk@2018
Gambar Pribadi/Google
Tulisan pemikiran sendiri yang diambil dari referensi
http://www.rmolsumut.com/read/2016/0...an-di-Langkat-
No comments:
Write comments