Wednesday, June 20, 2018

Kisah-kisah Pilu di Balik Gemerlapnya Piala Dunia 2018

Kisah - Kisah Pilu Dibalik Gemerlapnya Piala Dunia 2018

Dibalik gemerlapnya piala dunia 2018 banyak kebijakan kebijakan luar negri yang memilukan hati. Berikut saya rangkum beberapa kebijakan dan kisah pilu dibalik gemerlap piala dunia



Kisah - Kisah Pilu Dibalik Gemerlapnya Piala Dunia 2018

Suporter Arab Saudi tak lagi bersorak, ketika skuat kesayangannya dicukur habis oleh Rusia, pada laga pembuka PD 2018 di Stadion Luzhniki, Kamis (14/6/2018) malam.

Kala itu, Rusia melesakkan 5 gol tanpa balas ke gawang tim nasional Arab Saudi. Fans timnas negeri Raja Salman itu patut bersedih karena dipermalukan di jutaan pasang mata.

Namun, nun jauh di Yaman, jutaan warga negeri itu justru menangis ketakutan akibat Arab Saudi. Sebab, pada saat yang bersamaan, militer Saudi juga asyik membombardir banyak daerah Yaman.

Pesawat tempur dan kapal perang Arab Saudi menggempur posisi gerilyawan Houthi di Hodeidah Yaman, Kamis. Mereka berupaya merebut pelabuhan utama negara itu, dalam pertempuran terbesar yang telah menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Kisah - Kisah Pilu Dibalik Gemerlapnya Piala Dunia 2018



Koalisi itu juga menghantam jalan utama yang menghubungkan Hodeidah ke utara ibu kota, Sanaa, untuk memblokir setiap bantuan dari gerilyawan Houthi kepada rakyat.

"Orang-orang ketakutan. Kapal-kapal perang itu mengerikan dan pesawat-pesawat tempur terbang di atas sepanjang waktu," kata Amina, perempuan Yaman berusia 22 tahun yang tinggal di dekat pelabuhan kepada Reuters, Kamis.

"Orang-orang melarikan diri dari kota ke pedesaan, tetapi bagi mereka yang tidak memiliki sanak keluarga di sana atau uang, tidak ada jalan keluar."



Kisah - Kisah Pilu Dibalik Gemerlapnya Piala Dunia 2018

Kamis malam, warga Rusia banyak yang merayakan kemenangan telak tim nasionalnya atas Arab Saudi secara masygul.

Betapa tidak, ketika mereka larut dalam pesta kemenangan di PD 2018, Presiden Vladimir Putin juga resmi menetapkan kebijakan yang menaikkan batas usia pensiun.

"Persoalan usia pensiun ini terbilang pelik. Saya  sudah mengurusnya secara berhati-hati. Tugas utama saya adalah meningkatkan pendapatan para pensiunan, karenanya usia masa pensiun juga harus dinaikkan," tutur Putin, seperti diberitakan Reuters.

Perdana Menteri Dmitry Medvedev, pada hari itu juga, mengumumkan usia pensiun warga Rusia akan dinaikkan dari 60 tahun menjadi 65 tahun untuk laki-laki pada 2028. Sementara usia pensiun perempuan pekerja naik dari 55 tahun menjadi 63 tahun pada 2034.

Kebijakan itu akan diterapkan secara perlahan pada tahun 2019. Dengan kebijakan baru itu, seperti diberitakanIndependent.co.uk, berarti usia pensiun untuk lelaki Rusia hanya satu tahun lebih rendah dari perkiraan harapan hidup mereka.

Berdasarkan survei World Health Organization (WHO), usia perkiraan hidup lelaki Rusia adalah 66 tahun. Sedangkan data World Factbook CIA justru menyebut usia hidup lelaki Rusia hanya 65 tahun. Kalau harapan hidup perempuan Rusia diperkirakan sekitar 77 tahun.

Karenanya, kebijakan baru mengenai usia pensiun tersebut banyak ditentang oleh warga Rusia sendiri. Mereka menilai, pemerintah seharusnya menaikkan pendapatan para pensiun tanpa harus menaikkan batas usia pensiun.



Kisah - Kisah Pilu Dibalik Gemerlapnya Piala Dunia 2018

Jumat (15/6), rakyat Iran mengikuti laga timnas mereka melawan Maroko dengan hati cemas. Namun, kecemasan itu berubah menjadi gegap gempita setelah Aziz Bouhaddouz, bek Maroko mencetak gol bunuh  diri pada detik-detik akhir pertandingan.

Aziz mencetak gol bunuh diri pada menit ke-95, dan fans Iran yang menonton langsung laga itu di Saint-Petersburg Stadium, langsung bersorak sorai.

Namun, di Iran sendiri, kecemasan warga tak hanya karena persoalan skor 0 – 0 pada selama 90 menit waktu normal laga tersebut, tapi juga penangkapan perempuan bernama Nasrin Sotoudeh.

Nasrin adalah pengacara hak asasi manusia yang getol mengkritik kebijakan pemerintah Iran. Ia juga sejak lama menggugat hukum wajib berjilbab Iran yang menurutnya melanggar HAM perempuan-perempuan negeri para Mullah tersebut.

Sotoudeh, yang menjadi ikon oposan Iran, pernah dijatuhi hukuman 6 tahun penjara pada 2010. Ia juga pernah dipenjara karena dianggap menyebarkan propaganda yang membahayakan keamanan negara.



"Seringkali dikatakan bahwa 'dunia sedang menonton' piala dunia. Tetapi bagi negara-negara yang ingin mengubur berita kontroversial atau kebijakan yang tidak populer, PD 2018 adalah cara lain untuk mengatakan 'dunia sedang melihat ke arah lain'," demikian sindir The Guardian.

"Ketika para pemain melakukankick off di Rusia, banyak negara membuat pengumuman tidak populer yang biasanya dikecam warga, dan semua itu hanya samar-samar terdengar."

sumber

No comments:
Write comments

Artikel Menarik Lainnya

loading...