Saturday, June 9, 2018

Sejarah Ketupat, Hidangan Wajib Saat Lebaran


" Tidak terasa kurang beberapa hari lagi sudah Lebaran, gimana puasa agan sista masih lancar kan?. kali ini ane mau share asal usul ketupat nih, makanan yang selalu ada di hari idul fitri. entah kenapa momen lebaran tidak terasa lengkap kalo engga ada makanan satu ini. gapake lama langsung aja cekidot "





Mengenal Sejarah Ketupat, Hidangan Yang Wajib Ada Pada Saat Lebaran


Pengertian Ketupat

Mengenal Sejarah Ketupat, Hidangan Yang Wajib Ada Pada Saat Lebaran

Ketupat atau kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara maritim berbahan dasar beras yang dibungkus dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa muda (janur), atau kadang-kadang dari daun palma yang lain. Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan lebaran sampai 5 hari berikutnya ketika umat islam merayakan berakhirnya bulan puasa.

Siapa diantara agan yang pernah merasakan gimana susahnya menganyam ketupat? berikut ane kasih ilustrasi gambar cara mengayam ketupat

ilustrasi
Mengenal Sejarah Ketupat, Hidangan Yang Wajib Ada Pada Saat Lebaran


Dilihat dari ilustrasi diatas saja udah kebayang gimana susahnya untuk membuat satu buah ketupat. wajar makanan satu ini memikili ciri khas tersendiri, pasalnya untuk membuat beberapa ketupat memang memakan waktu yang lumayan lama ya gan.


Sejarah
Ketupat


Mengenal Sejarah Ketupat, Hidangan Yang Wajib Ada Pada Saat Lebaran

Setiap Hari Raya Idul Fitri Ketupat menjadi hidangan wajib ada bagi masyarakat Muslim Indonesia . Padahal, jika diamati hidangan ketupat sebenarnya tak ada di negara-negara Timur Tengah. Jadi dari mana sebenarnya tradisi makan ketupat ini berasal?
"Menurut cerita pada abad ke-15 hingga 16 tepat pada waktu islam berkembang di indonesia, ketupat itu berasal dari masa hidup Sunan Kalijaga,  Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya sekaligus filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai ke-Islaman,"
terlepas dari cerita tersebut sebelum zaman islam berkembang, ketupat sudah ada pada zaman Hindu-Buddha di nusantara. Biasanya ketupat digunakan untuk upacara keagamaan dan ritual ibadah.
Di dalam filosofi jawa ketupat merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Laku papat artinya empat tindakan. Tradisi sungkeman juga masih berkaitan dengan filosfi ketupat di adat jawa yang diibaratkan meminta maaf dan mengakui kesalahan serta tindakan.


Tradisi Lebaran Ketupat Di Beberapa Daerah

Mengenal Sejarah Ketupat, Hidangan Yang Wajib Ada Pada Saat Lebaran




Tradisi lebaran ketupat di jawa


Masyarakat Jawa umumnya mengenal dua kali pelaksanaan Lebaran, yaitu Idul Fitri dan Lebaran ketupat. Idul Fitri dilaksanakan tepat pada tanggal 1 Syawal, sedangkan Lebaran ketupat adalah satu minggu setelahnya (8 Syawal). Tradisi Lebaran ketupat diselenggarakan pada hari ke delapan bulan Syawal setelah menyelesaikan puasa Syawal selama 6 hari. Hal ini berdasarkan sunnah Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umat Islam untuk berpuasa sunnah 6 Hari di bulan Syawal. Pada hari itu, masyarakat muslim Jawa umumnya membuat ketupat, yaitu jenis makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa (janur) yang dibuat berbentuk kantong, kemudian dimasak.. Setelah masak, ketupat tersebut diantarkan ke kerabat terdekat dan kepada mereka yang lebih tua, sebagai simbol kebersamaan dan lambang kasih sayang. Penggunaan istilah ketupat dalam Lebaran ketupat tentu bukan tanpa filosofi yang mendasarinya, Kata "ketupat" atau "kupat" berasal dari istilah bahasa Jawa yaitu "ngaku lepat" (Mengakui Kesalahan) dan laku papat (empat tindakan).

Tradisi lebaran ketupat dan Perang Topat di Lombok


spoiler
Mengenal Sejarah Ketupat, Hidangan Yang Wajib Ada Pada Saat Lebaran


Selain wisata alam yang tersebar di berbagai penjuru, di Lombok juga terdapat banyak sekali wisata budaya, diantaranya adalah "TRADISI PERANG TOPAT" yang merupakan tradisi turun temurun yang mulai dilakukan sepeninggal penjajahan Bali di Lombok di masa lampau. Tradisi ini di lakukan dengan cara saling lempar dengan menggunakan ketupat antara Ummat Islam dan Ummat Hindu Lombok. Dengan menggunakan pakaian adat khas Sasak dan Bali ribuan warga Sasak dan umat Hindu bersama-sama dengan damai merayakan upacara keagamaan yang dirayakan tiap tahun di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Dalam perayaan Lebaran Topat di Lombok, Nusa Tenggara Barat, kita dapat mengetahui bahwa perayaan tersebut mengandung dua dimensi yaitu dimensi sakral dan sosial. Dimensi sakral berkaitan dengan persepsi dan pengharapan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan dimensi sosial berkaitan dengan upaya menjaga harmoni kehidupan antar sesama.

Tradisi lebaran ketupat di Gorontalo

Tahun 1909 adalah masa dimana pertama kali masyarakat Gorontalo mengenal tradisi perayaan lebaran ketupat. Karena itu adalah awal masuknya komunitas Jaton (Jawa Tondano) ke daerah ini. lebaran katupat atau masyarakat Jaton menyebutnya hari raya sunat, adalah tradisi warga Jaton yang dilakukan pada hari ke tujuh di awal bulan syawal. Setelah lebaran Idul Fitri kami melakukan puasa sunah syawal selama enam hari. Pada hari ke tujuh kami bersuka cita dengan membawa makanan ke masjid untuk di doakan dan dilanjutkan dengan makan bersama sambil bersilaturahmi .Tradisi perayaan lebaran ketupat ini lanjut Husin, awalnya hanya diikuti dan dilaksanakan oleh warga Jaton. Pada hari raya sunat awalnya hanya warga Jaton yang berkumpul di masjid untuk makan bersama dan bersilaturahmi. Namun lama-kelamaan penduduk sekitar mulai ikut membaur dan bersama-sama larut dalam suka cita hari raya sunat. Salah satu ciri khas perayaan lebaran ketupat warga Jaton adalah jenis makanan yang dibawa ke masjid. Yaitu beberapa jenis kue tradisional khas masyarakat Jawa. Kue tersebut seperti Mandot (kue dari beras ketan yang menggunakan gula dan dibungkus daun), serabi (apang colo), kue gora, kue koa (kue dari beras ketan yang dicampur gula merah), dodol, ketupat, serta daging ayam dan sapi.

Tradisi lebaran ketupat di Madura

Di Madura, perayaan menyambut Lebaran hari ketujuh atau "Lebaran Ketupat" atau yang oleh masyarakat setempat sering diistilahkan dengan "Tellasan Pettok" ini digelar dengan beragam tradisi. Hampir setiap kabupaten di Pulau Garam ini memiliki tradisi khas dalam merayakan Lebaran Ketupat.
Pawai dokar hias dan menggelar ritual tertentu adalah beberapa cara warga madura merayakan lebaran ketupat. Pawai dokar hias di Bangkalan, misalnya. Di kabupaten dengan jumlah penduduk 1,1 juta yang terletak paling dekat dengan Kota Surabaya itu, masyarakat merayakan Lebaran Ketupat dengan menggelar pawai dokar hias keliling kampung. lain lagi dengan warga  di pesisir Pantai Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan dan nelayan di Pantai Sreseh, Kecamatan Sreseh, Sampang  justru menggelar ritual "rokat tasek" yakni ritual yang digelar nelayan untuk memohon kepada Yang Maha Kuasa agar rizki tangkapan ikan mereka bisa melimpah.



" indonesia memang kaya akan budaya ya gan..  jadi gimana pasti sudah ga sabar menunggu hari kemenangan tiba?"


SUMBER

No comments:
Write comments

Artikel Menarik Lainnya

loading...