Sebagian orang menunda-nunda pernikahan dengan alasan ???belum punya pekerjaan???. Atau ingin mengejar karir terlebih dahulu. Pertanyaannya, bagaimana jika Anda tidak pernah mendapat pekerjaan? Apakah harus bertahan selamanya?
???Kalau gue nikah sekarang, nanti anak orang harus gue kasih makan apa? Cinta???? Barangkali begitulah jawaban mereka ketika disarankan untuk segera menikah.
Memang, alasan mereka tidak salah. Membina rumah tangga tidak cukup hanya dengan cinta. Perlu keuangan yang cukup untuk membangun mahligai cinta, agar tidak retak di tengah jalan.
Namun kekhawatiran yang berlebihan terhadap masalah ekonomi, sehingga menunda-nunda pernikahan juga kurang tepat. Sebab apa yang akan terjadi besok, termasuk masalah rezeki, semua orang tiada yang tahu. Boleh jadi hari ini masih nganggur, namun setelah menikah tiba-tiba mendapat pekerjaan.
So, jika Agan-Agan masih sendiri, sudah sampai batas umur layak untuk menikah, dan sudah ada calon (pacar), dan punya uang (biaya) untuk mahar dan walimah sederhana (walau hanya memotong seekor kambing), segeralah untuk meminang dan menikahinya.
Adapun kendala-kendala masalah keterbatasan dana dan belum punya pekerjaan, dapat diatasi dengan cara-cara berikut ini:
??
1. Kompromikan Keterbatasan Kemampuan Ekonomi Anda
1
Sebelum acara lamaran, bicarakan dan kompromikan keterbatasan kemampuan ekonomi Anda dengan calon istri. Kalau mungkin, ya langsung dengan calon mertua. Katakan sejujurnya dan apa adanya, berapa kemampuan Anda memberikan mahar, dan biaya walimah.
Jika pihak calon istri menyetujui hal itu, ya lanjutkan aja ke acara lamaran secara resmi, terus tentukan hari pernikahannya. Untuk menghemat biaya, acara pernikahan sebaiknya dilakukan di KUA saja, gratis. Jika dilaksanakan di rumah, biayanya antara 500 ribu sampai satu juta rupiah, bahkan lebih pada daerah tertentu.
2. Setelah Menikah Tetaplah Ikut Orangtua/Mertua
2
Yang namanya hidup baru dan belum punya apa-apa, ya terpaksa tetap bergantung pada orangtua atau mertua, sampai Anda sanggup untuk berdiri sendiri membangun rumahtangga bersama istri tercinta Anda.
Orangtua/mertua juga akan memaklumi hal itu, sebagaimana mereka dulu juga mungkin seperti itu pada awal menikah. Jangan merasa segan tnggal di rumah mertua. Sebab secara hukum, kedudukan menantu adalah sama dengan anak sendiri. Bantulah pekerjaan yang ada di rumah mertua, sebagaimana apa yang seharusnya Anda lakukan di rumah sendiri.
Jika Anda bisa sedikit demi sedikit membantu secara ekonomi, bantulah semisal membayarkan tagihan listrik, PDAM, atau sekedar beli keperluan dapur semampunya.
3. Rezeki Akan Datang Setelah Anda Menikah
3
Orang bijak bilang, rezeki itu ada rezeki istri, rezeki anak, dan lain-lain. Ane sendiri sejak menikah sampai sekarang tidak punya pekerjaan tetap, tapi tuh tetap bisa menghidupi istri dan anak-anak. Yah entah itu dari honor sebuah kegiatan yang diikuti, honor tulisan, jasa pengetikan, dan sebagainya. Pokoknya ada-ada aja jalan datangnya rezeki itu setelah menikah.
Ya, setelah menikah, biasanya seorang suami akan semakin giat bekerja, atau mencari pekerjaan. Hal ini karena adanya tuntutan nafkah dan tanggungjawab keluarga. Dibanding sebelum menikah, semangat kerja seorang suami itu jauh meningkat lebih tinggi.
Nah, gimana Agan-Agan yang masih sendiri, dan udah punya pasangan,
udah siap untuk menikah? Semoga!
udah siap untuk menikah? Semoga!
**********
Referensi
Ditulis berdasarkan pengalaman sendiri. Foto-foto dari Google.
No comments:
Write comments