Wednesday, February 28, 2018

Musikal Petualangan Sherina: Mesin Waktu yang Bikin Jatuh Cinta

Musikal Petualangan Sherina: Mesin Waktu yang Bikin Jatuh Cinta

"Bandung? Bukan di Jakarta?!"


Itu adalah salah satu dialog dalam film Petualangan Sherinayang paling nempel di kepala gue. Sering juga gue mengucapkan kalimat yang persis sama kalau sedang dalam topik obrolan seputar Bandung dan Jakarta sama temen. Sebenarnya masih ada banyak sih dialog-dialog dalam film produksi Miles Films tahun 2002 itu yang nempel di kepala. Yang gue hapal sampai sekarang karena filmnya sudah ditonton berpuluh-puluh kali sejak dulu. Salah satu film Indonesia yang legendaris sih kalau gue bilang.


Apa ada di antara kalian yang besar di era film ini?


Musikal Petualangan Sherina: Mesin Waktu yang Bikin Jatuh Cinta
 imdb.com


Ngomong-ngomong soal Petualangan Sherina, tidak seperti film-film legendaris Indonesia lainnya yang kembali ke bioskop dalam bentuk sekuel, Sherina justru muncul lagi di tahun 2017 dan 2018 lewat sebuah format yang berbeda: drama musikal. Dan gue salah satu yang (yah bisa gue bilang)beruntung (karena tiketnya sold out cepet banget!) bisa menyaksikan gelaran akbar karya Jakarta Movement of Inspiration yang didukung langsung oleh Miles Films itu.


Menyaksikan Musikal Petualangan Sherina adalah sebuah pengalaman yang luar biasa buat gue. Pengalaman yang memunculkan perasaan campur aduk, seperti keluar dari mesin waktu kemudian terjebak dalam nostalgia masa lalu saat tersesat di dalam hijaunya hutan Lembang, sampai tantangan untuk nggak ikutan menyanyikan setiap lirik lagu yang dinyanyikan oleh pemeran-pemeran dari Tim Capela yang tampil di hari terakhir gelaran pada Minggu (19/2/2018) lalu.


Musikal Petualangan Sherina: Mesin Waktu yang Bikin Jatuh Cinta
 Maisha Kanna (kiri) (mediamanado.com)


Maisha Kannamemerankan Sherina dengan sangat sempurna. Dari kursi VIP di lantai tiga, penampilan Maisha terlihat sangat mirip dengan Sherina Munaf ketika memerankan karakter Sherina M. Darmawan tahun 2000 lalu. Kostum yang dia kenakan, tatanan rambut, cara dan intonasi bicaranya (terutama di dialog-dialog spesifik seperti "Biar kecut, asal bukan pengecut!" atau "Yang nempel, biar aja nempel! Biar kayak jagoan!" atau yang lainnya seperti "Aduh Sherina baik deh! Pasti ibu bilang keturunan ibunya.") sampai suara menyanyinya pun Sherina Munaf banget! Nggak heran kalau gue makin hanyut dalam setiap adegan musikal ini walaupun sudah hapal mati sama ceritanya.


Nggak ada perbedaan kontras antara film dan versi musikalnya. Tapi memang ada bagian-bagian yang disesuaikan agar tidak bertele-tele. Lagu-lagu lama karya Elfa Secioriadan Mira Lesmana tetap berkumandang dan sukses membuat gue ikutan nyanyi walaupun bisik-bisik. Nggak mau mengganggu kenikmatan orang-orang di sekitar gue yang sedang asyik dan serius menonton. Lagipula kan ini bukan sesi karaoke (walaupun memang susah banget sih! Setiap kali intro lagunya sudah keputer, pasti mulut langsung refleks ikutan nyanyi). Beberapa lagu lama dimodifikasi oleh Khalishah Isyana, Ezra Mandira, Nurul Susantono, Fadil Moestar dan Widya Arifianti sesuai kebutuhan cerita. Banyak lagu-lagu baru yang dibuat khusus untuk musikal ini, dinyanyikan dengan melodi scoring film yang sudah ada. Dengerin deh album Musikal Petualangan Sherina di Spotify atau iTunes. Lo nggak akan berhenti senyum mendengarkannya!


Musikal Petualangan Sherina: Mesin Waktu yang Bikin Jatuh Cinta
thejakartapost.com 


Keaslian filmnya tetap dipertahankan. Ini yang gue suka. Kostum sekolah Sherina waktu di Jakarta, kostum sekolah Sherina waktu di Bandung, style Sadam(diperankan oleh M. Fadlan Ridzal) dan Sherina waktu menjelajah hutan menuju Boscha, bahkan gaya Pak Darmawan (diperankan oleh Raditio Permadi) saat melewati hari terakhirnya di supermarket pun sama. Mereka yang dulu menyaksikan film Petualangan Sherina apalagi menonton VCD-nya berkali-kali pasti akan... gimana ya bilangnya... gemas(?) dengan bagaimana tim produksi melakukan hal brilian ini.


Nah kalau ngomongin karakter-karakter dalam filmnya, sudah pasti Sherina dan Sadam akan jadi favorit banyak orang. Ya namanya juga pemeran utama. Tapi scene stealer-nya menurut gue adalah Kertarajasa, Zus Natasya,dan Ubay. Di filmnya dulu ketiga karakter ini diperankan berturut-turut oleh Djaduk Ferianto, Henidar Amroe dan Epy Kusnandar. Sementara di musikal diperankan oleh Rafiz Ari Nugraha, Abby Galabby dan Zaya Fadhilillah.


Tiga karakter ini memberikan nuansa komedik yang lebih di Musikal Petualangan Sherina. Kertarajasa yang berkuasa dibuat lebih menarik dengan ketampanannya, Zus Natasya jadi karakter yang nggak kaku tapi justru kocak dengan tingkah lebaynya yang sedikit mengingatkan gue para Princess Syahrini, Ubay juga nggak kalah hiperaktif namun dalam batasan wajar (masuk akal nggak sih?) yang akhirnya jadi pahlawan di akhir cerita. Karakter yang di dalam film muncul hanya sekedar gitu aja tapi di musikal jadi sosok yang menghibur dan akan bikin penonton susah lupa.


Musikal Petualangan Sherina: Mesin Waktu yang Bikin Jatuh Cinta
indonesiakaya.com 


Kemasan musikal ini sangat masuk ke semua umur. Yang menikmatinya nggak hanya orang-orang kayak gue, yang hidup dan besar bersama Sherina dan Sadam. Tapi juga anak-anak zaman now yang kekurangan konten hiburan berkualitas yang sesuai dengan usia mereka. Bahkan ibu-ibu dan bapak-bapak pun akan sangat bisa related sama kisah Petualangan Sherina karena memang untuk keluarga banget. Terbukti tepuk riuh dan teriakan sangat terdengar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, di show terakhir pada hari Minggu pekan lalu. Apalagi waktu efek cahaya dari lampu disko memenuhi seluruh ruangan ketika Sherina dan Sadam ada di Boscha dan nyanyi 'Bintang Bintang'.


"Bintang-bintang di langit, memiliki sejuta rahasia. Membentuk gugusan indah, menerangi langkahku di setiap malam gelap."


Setelah adegan ini selesai, setelah Sherina mengecup kening Sadam, gue baru sadar kalau sampai sekarang gue belum pernah ke Boscha.


Gue sih akan nonton lagi kalau misalnya nanti Musikal Petualangan Sherina ditampilkan lagi di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Karena persis seperti apa yang dikatakan oleh salah satu penonton yang sedang mengobrol sama temannya ketika antre masuk ke venue hari itu, "Lo nggak akan nyesel. Lo akan pulang dengan perasaan bahagia."


Exactly.

No comments:
Write comments

Artikel Menarik Lainnya

loading...